TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan ucapan selamat atas tertangkapnya pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
"Saya menyampaikan sukses dan selamat kepada seluruh jajaran kepolisian, ini adalah jawaban yang sudah lama ditunggu oleh rakyat Indonesia," tutur Firli yang Tribunnews kutip melalui tayangan YouTube Metro TV, Jumat (27/12/2019).
Selaku Ketua KPK, Firli menambahkan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya.
Ia juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada jajaran kepolisian di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Idham Azis.
Pelaku penyiraman terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berhasil diungkap pihak kepolisian, Jumat (27/12/2019).
Informasi ini dikonfirmasi melalui konferensi pers yang disampaikan oleh Karopenmas Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono.
Argo Yuwono menyebut pelaku penyiraman Novel kini sudah diamankan pihak berwajib.
"Dua orang diduga penyiraman terhadap Novel Baswedan sudah tertangkap," ungkap Argo Yuwono yang Tribunnews kutip melalui tayangan Breaking News Kompas TV, Jumat (27/12/2019).
"Ini diperoleh setelah melalui penyelidikan yang panjang, melakukan olah TKP, memeriksa deretan 73 saksi," tambahnya.
Ia menuturkan, pelaku penyiraman merupakan anggota Polri aktif berinisial RB dan RM.
Simak perjalanan kasus Novel Baswedan yang Tribunnews rangkum dari pemberitaan sebelumnya berikut ini:
1. Perjalanan Kasus Novel Baswedan
Disiram Seusai menjalankan ibadah Salat Subuh pada 11 April 2017
Diketahui, Novel Baswedan mengalami kejadian tidak menyenangkan itu pada 11 April 2017.
Diwartakan Tribunnews, kejadian itu terjadi seusai ia menjalankan ibadah Salat Subuh, di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pelaku menyiram air keras yang menyebabkan kedua mata Novel terluka parah.
2. Dari RS Mitra Dipindah ke RS JEC
Novel Baswedan dipindahkan ke Rumah Sakit Jakarta Eye Center (JEC), Menteng Jakarta Pusat.
Sebelumnya, Novel menjalani perawatan di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).
Pantauan Tribunnews, Novel Baswedan dibawa keluar lewat pintu belakang RS Mitra Keluarga dengan menggunakan kursi roda.
Novel Baswedan yang mengenakan pakaian rumah sakit warna hijau dibawa menuju RS JEC menggunakan mobil ambulans RS Mitra Keluarga berpelat nomor B 9115 UIX sekitar pukul 14.00 WIB.
Kepala Novel Baswedan dari hidung ke atas tampak dibalut dengan perban putih, sementara mata Novel terlihat bengkak.
3. Dirujuk ke Singapura General Hospital
Novel Baswedan dirujuk ke Singapura General Hospital untuk menjalani perawatan lebih lanjut, Rabu (12/4/2019).
Pihak rumah sakit pun mengkonfirmasikan ruangan dimana Novel Baswdan berada.
Diwartakan Tribunnews, tak berapa lama kemudian pihak rumah sakit mengatakan Novel Baswedan tidak bisa ditemui.
Penjagaan rumah sakit ini cukup ketat, dimana setiap pengunjung yang masuk ke ruang rawat inap harus memiliki identitas khusus pengunjung.
4. Sketsa Wajah Pelaku Penyiraman Dibagikan
Sketsa berdasarkan keterangan dari saksi-saksi yang melihat orang mencurigakan sebelum Novel disiram dengan air keras.
Saksi bernama EJ (26), yang salat bersama Novel di Masjid Al Ihsan, di Jalan Deposito, Pesanggrahan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kemudian, seorang ustaz bernama B, dan dari pihak keluarga Novel.
"Jadi untuk sketsa wajah, baru jadi dua, yang satu belum. Itu kan' kesaksian dari saksi. Ada Pak Eko, ada Ustaz Beni, lalu dari keluarga Novel," ucap Argo di Koja, Jakarta Utara, Senin (31/7/2017).
Saksi-saksi itu, yang melihat beberapa orang mencurigakan di sekitar Masjid Al Ihsan.
Kemudian orang yang mendatangi kediaman Novel dengan mengaku hendak membeli gamis, dan orang tak dikenal yang mengambil wudhu saat Salat Subuh di Masjid Al Ihsan.
Polisi masih mencari orang-orang yang sesuai dengan dua sketsa yang telah rampung.
Diwartakan Tribunnews, mereka akan dimintai keterangan, kemudian dicek alibinya saat kejadian dan beberapa hari sebelum kejadian.
"Kalau dapat orangnya kami cek, dia kemana saja H-1 dan H-2," ujar Argo.
Dua sketsa yang dibuat berdasar keterangan saksi memiliki wajah berbeda.
Terutama dengan empat orang terduga pelaku yang pernah dimintai keterangan oleh polisi.
Mereka adalah Mukhlis, Hasan, Ahmad Lestaluhu, dan Niko Panji Tirtayasa.
5. Novel Baswedan Diperiksa di Singapura
Polri memintai keterangan penyidik KPK, Novel Baswedan, Senin (14/8/2017).
Juru Bicara KPK waktu itu, Febri Diansyah menerangkan, Polri telah mengirim surat kepada KPK.
Isinya, mengenai rencana pemeriksaan terhadap Novel, berkaitan dengan kasus penyiraman air keras ke wajah Novel pada 11 April 2017.
Diwartakan Tribunnews, Febri menerangkan, bahwa Novel akan diperiksa penyidik di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura.
Setelah Novel diperiksa, KPK berharap akan ada titik terang, terutama dalam pengungkapan dua pelaku penyerangan terhadap Novel.
"Agar pelaku penyerang bisa diproses segera, dan kemudian aktor intelektual bisa ditemukan," kata Febri.
6. Novel Baswedan Kembali Bekerja
Ratusan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tergabung dalam Wadah Pegawai KPK, Jumat (27/7/2018) pagi tumpah ruah di lobi KPK.
Tidak hanya para pegawai, dua pimpinan KPK yakni Agus Rahardjo dan Saut Situmorang juga ikut bergabung.
Diwartakan Tribunews, pada hari pertama berkantor di KPK, Novel tampak bersemangat.
Dia menggunakan kemeja batik lengan pendek berwarna coklat dan kaca mata.
7. Kasus Penyiraman Air Keras Dituduh Rekayasa
Dewi Tanjung Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menuding kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan adalah rekayasa, Rabu (6/11/2019).
Diwartakan Tribunnews, Dewi Tanjung mengungkapkan kulit Novel Baswedan terlihat mulus dan bagus.
Dewi Tanjung mencurigai peristiwa penyiraman air keras yang melukai mata sebelah kiri Novel Baswedan, Selasa(11/04/2017) adalah rekayasa Novel saja.
Dewi berpendapat, jika di area sekitar mata itu sangat sensitif. Seperti area kelopak mata. Jika itu memang terkena air keras, maka di bagian bulu mata akan rontok dan lama untuk tumbuhnya.
Hingga akhirnya, dua pelaku penyiraman berhasil ditangkap, Jumat (27/12/2019).
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)