Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog Ratih Ibrahim menduga perilaku yang telah ditunjukkan Reynhard Sinaga tergolong psikopat.
Reynhard Sinaga, warga negara Indonesia (WNI) menjadi pelaku pemerkosaan dengan korban terbesar dalam sejarah Inggris.
Ia terbukti melakukan 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 orang pria, selama rentang waktu dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.
Baca: Pengakuan Pelapor Pertama Reynhard Sinaga, Pukul Pelaku hingga Diteriaki Penyusup
Ratih Ibrahim menilai, Reynhard Sinaga telah melakukan kejahatan seksual yang akarnya berasal dari penyimpangan seksual.
"Ini penyimpangan seksual dan kriminal. Tepatnya, ini kejahatan seksual. Bukan soal dia gay, melainkan karena dia menipu, bius, memerkosa korban, dan jumlahnya banyak sekali," ujar Ratih Ibrahim kepada Tribunnews.com, Selasa (7/1/2020).
Baca: Baru Heboh Sekarang, Kasus Reynhard Sinaga Ternyata Sempat Dirahasiakan Inggris, Ini Penyebabnya
Menurut dia, tidak ketahuan dan tidak ada yang melapor membuat Reynhard bisa leluasa menjalankan kejahatannya memangsa para korban.
Hal itu pula, kata dia, membuat banyak orang dan temannya tidak mengetahui dorongan seksual yang menyimpang dari Reynhard Sinaga.
"Dorongan seksual yang menyimpang, sensasi kepuasan, kesenangan atas perilakunya, saat itu tidak ketahuan atau tidak ada yang melapor sehingga dia bisa leluasa menjalankan modus kerjahatannya," jelas Ratih Ibrahim.
Baca: Reynhard Sinaga Divonis Seumur Hidup di Inggris, Kepala SMA 1 Depok Beberkan Sikap Pelaku di Sekolah
Apakah ada 'obat' yang bisa menyembuhkan perilaku menyimpang Reynhard Sinaga?
Ratih Ibrahim tidak yakin ada obat untuk menyembuhkan perilaku menyimpang Reynhard Sinaga.
Psikoterapi sekalipun, menurut dia, belum tentu mampu menyembuhkan sang predator seks itu.
"Saya tidak yakin ada obatnya, meski psikoterapi mungkin bisa dilakukan. Tapi dia kan psikopat, sehingga terapi kecil sekali kemungkinannya akan efektif," kata Ratih Ibrahim.
Masih tercatat sebagai warga Depok