TRIBUNNEWS.COM - Isu akan adanya reshuffle (perombakan) di Kabinet Indonesia Maju mengemuka pada pertengahan Februari 2020.
Kabar tersebut juga sempat mendapat sorotan dari sejumlah kalangan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal kabar tersebut.
Jokowi beserta Wakil Presiden Ma'ruf Amin belum memiliki pemikiran untuk melakukan pergantian di jajaran menterinya.
Pernyataan itu ia sampaikan setelah menghadiri Sidang Pleno Istimewa Laporan Mahkamah Agung (MA) Tahun 2019 di Jakarta Convention Center, Rabu (26/2/2020).
“Sampai detik ini saya dan Pak Wapres belum berpikir ke sana. Sudah cukup," ujarnya singkat.
Diketahui, wacana reshuffle Kabinet Indonesia Maju ini mendadak muncul tak lama usai evaluasi 100 hari kerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Diberitakan Tribunnews.com, isu ini muncul dari cuitan seorang pegiat media sosial sekaligus pendukung Jokowi, Dede Budhyarto.
Melalui akun Twitter miliknya, @kangdede78, ia menuliskan kabar akan adanya reshuffle kabinet dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Pengin cerita hasil pertemuan dengan Presiden @jokowi, eh pulang dari Istana Bogor malah sakit."
"Intinya bakal ada resafel (reshuffle) tunggu saja yah."
"Menteri yang kinerjanya endak bagus kalian bakalan dicukupkan," kata Dede melalui cuitannya tersebut.
Baca: Wacana Reshuffle Muncul, Ini 5 Menteri Jokowi yang Dinilai Miliki Kinerja Buruk, Layak Dicopot?
Sebelum Jokowi angkat bicara soal isu ini, Istana juga telah membantah soal adanya reshuffle tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman.
Fadjroel mengatakan memang benar Jokowi telah mengadakan pertemuan dengan para pegiat sosial media di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/2/2020).
Namun ia membantah pertemuan tersebut membahas soal reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
Menurut penuturannya, Jokowi senantiasa memonitor dan mempersilakan para menterinya untuk melaksanakan program kerjanya.
"Tidak ada rencana reshuffle," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
"Semua menteri dipersilakan melaksanakan rencana kerjanya, dan presiden memonitor serta mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja masing-masing," imbuhnya.
Kendati demikian, Fadjroel mengaku dalam pertemuan itu Presiden RI ini sempat menyinggung soal kinerja menterinya.
Di mana Jokowi tidak segan-segan untuk mencopot menterinya yang dinilai kurang cepat dan tidak dapat beradaptasi.
"Presiden Joko Widodo menyatakan, 'Apa-apa perlu penyesuaian. Ada yang cepat beradaptasi, ada yang tidak. Mohon sedikit dimaafkan dulu'," ungkap Fadjroel yang dikutip dari Kompas.com.
"Kalau terus (tidak dapat beradaptasi), pasti saya ganti," imbuhnya.
Fadjroel mengatakan, Presiden mengingatkan menterinya untuk melaksanakan instruksi yang disebut prioritas Panca Kerja Indonesia Maju.
Prabowo Jadi Menteri Terbaik
Diberitakan Tribunnews.com, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dinilai sebagai menteri dengan kinerja terbaik dalam survei yang dilakukan lembaga Indo Barometer.
Menteri Pertahanan itu 'mengalahkan' 33 menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju.
Selain dinilai sebagai menteri berkinerja terbaik, Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menjadi menteri paling populer alias paling dikenal publik.
Dari total 1.200 responden, sebanyak 18,4 persen memilih Prabowo Subianto.
Kendati demikian menurut
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengingatkan, walau jadi menteri terpopuler dan berkinerja terbaik, hal itu belum menjamin Prabowo tidak terkena reshuffle.
Mengingat pada data lima tahun lalu, satu di antara nama paling atas yakni Anies Baswedan terkena reshuffle.
Sehingga Qadari meminta Prabowo untuk tetap waspada. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Sri Juliati, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)