TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masjid Istiqlal dipastikan tidak akan menggelar ibadah salat Idul Adha 10 Zulhijjah 1441H.
Keputusan itu diambil setelah mencermati perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
”Pada intinya tahun ini Masjid Istiqlal tidak digunakan untuk melaksanakan salat Idul Adha,” kata Menko PMK Muhadjir Effendy melalui telekonferensi, Kamis (9/7/2020).
Muhadjir mengatakan, pelaksanaan salat Idul Adha baik salat serta penyembelihan kurban telah diperbolehkan.
Namun, pelaksanaan tersebut juga harus dilakukan sesuaidengan ketentuan dari Gugus Tugas Nasional penanganan Covid-19.
"Berkaitan denganpenyelenggaraan salat Idul Adha dan penyembelihan kurban untuk secara nasional diputuskan bahwa dibolehkan dengan perkecualian-pengecualian, yaitu terutama kelayakan tempat tersebut dilihat dari status zonasinya. Zonasi, intensitas, penyebaran, dan penularan Covid-19 sebagaimana yang telah di tetapkan oleh gugus tugas
nasional," ujar Muhadjir.
Menteri Agama Fachrul Razi menambahkan, keputusan untuk tidak menggelar salat Idul Adha di Istiqlal diambil karena alasan kesehatan.
Sebagai masjid negara, salat Idul Adha di Istiqlal selama ini diikuti puluhan ribu peserta.
Hal tersebut akan menyulitkan penerapan protokol kesehatan di tengah pandemi.
"Jika jemaah harus tes suhu misalnya, tentu akan butuh waktu lama jika harus dilakukan pada puluhan ribu jemaah.
Prosesnya juga tidak mudah karena akses keluar masuk juga harus dibatasi seiring
penerapan protokol kesehatan," ujar Fachrul.
Menag menambahkan, proses renovasi di Istiqlal masih terus berlangsung. Saat ini
sudah memasuki tahap finalisasi.
Ia pun berharap situasi pandemi segera berakhir sehingga masyarakat bisa beribadah di rumah ibadah dengan nyaman.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasarudin Umar menjelaskan alasan tempatnya belum bisa digunakan umat untuk menggelar salat Idul Adha.
Dia mengatakan, masjid Istiqlal memang belum memungkinkan menggelar kegiatan salat berjamaah untuk perayaan
Idul Adha, sebab proses renovasi belum selesai dilakukan.