Menurut Yusri, klaster pertama adalah saksi yang berasal dari pengamanan Dalam (Pamdal), dan sekuriti Kejaksaan Agung RI. Klaster kedua adalah saksi yang berasal dari pekerja kebersihan.
"Klaster pertama beberapa saksi pamdalnya ya baik itu sekuritinya, dan sebagainya. Kemudian ada pekerja office boy (OB) yang bekerja membersihkan gedung tersebut," ujar Yusri.
Baca: Pimpinan DPR Minta Semua Pihak Tak Berprasangka Buruk Penyebab Kebakaran di Kejagung
Klaster ketiga adalah saksi yang berasal dari pegawai internal Kejaksaan Agung RI. Menurut Yusri, pegawai yang diperiksa adalah pegawai di bagian yang bekerja di gedung yang terbakar tersebut.
"Klaster ketiga adalah klaster pegawai daripada Kejagung. Baik dalam hal pegawai di bagian pembinaan personel dan juga Jamintel dan beberapa kabag yang kita periksa," ungkapnya.
Tanpa Robot
Terpisah, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta memastikan gedung Kejaksaan Agung telah dilengkapi alat proteksi pemadam kebakaran.
Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, pihaknya selalu rutin mengecek alat pemadam kebakaran di seluruh gedung yang ada di Ibu Kota.
Pengecekan juga melibatkan Suku Dinas di masing-masing wilayah Jakarta.
"Kalau gedungnya ada beberapa lantai, nanti kami buatkan pembagian tugas. Misalnya Sudin periksa di lantai tujuh, sedangkan Dinas di lantai delapan," kata Satriadi.
Satriadi mengatakan, upaya itu dilakukan untuk menyiasati pemeriksaan alat pemadam kebakaran di gedung-gedung yang ada di Jakarta.
Apalagi sumber daya manusia (SDM) di dinasnya tidak mampu melayani pengecekan alat tersebut di seluruh gedung, sehingga diperlukan kerja sama dengan suku dinas.
"Proteksi kebakaran secara keseluruhan diperiksa secara reguler, karena secara teknis semua bangunan (perkantoran) pasti memiliki proteksi kebakaran," ujar Satriadi.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta tak memakai robot pemadam kebakaran Dok-Ing MVF-U3 senilai Rp 37,4 miliar saat kebakaran di gedung Kejaksaan Agung.
Alasannya, medan kebakaran yang dihadapi tidak memungkinkan untuk mengerahkan robot yang dibeli memakai dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) itu.