Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat sebanyak 100 dokter meninggal dunia sejak pandemi virus corona (Covid-19) menghantam Indonesia lima bulan terakhir.
Berdasarkan laporan IDI, seluruh dokter tersebut telah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
"Mari kita berdoa agar para dokter dan tenaga kesehatan yang wafat dalam perjuangan menghadapi Covid-19 diterima sebagai syahid di sisi Allah SWT," kata Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia dalam keterangannya, Selasa (1/9/2020).
Baca: Dokter Gugur Karena Covid-19 Tembus 100 Orang, Terbanyak di Jawa Timur
Menurut Anis, meninggalnya 100 dokter ini harus menjadi momentum dan perhatian semua dalam penanganan Covid-19.
Sebab, dokter adalah profesi dan keahlian dengan investasi waktu dan biaya yang sangat mahal. Apalagi sampai pada keahlian spesialis tertentu.
"Sudah 100 orang dokter meninggal dunia akibat Covid-19. Jadi kita ini kehilangan makna strategis, bukan hanya pada penanganan Covid-19, melainkan juga kekuatan sektor kesehatan kita," ucapnya.
Anis mengatakan, 100 dokter tersebut juga berasal dari berbagai daerah, dengan tingkat keahlian dan senioritas yang tentu dibutuhkan bagi pengembangan kesehatan di Indonesia.
Bahkan sebagian dokter juga mengajar di berbagai fakultas kedokteran dan lembaga pendidikan kesehatan.
"Sehingga kehilangan ini juga berdampak bagi pendidikan kedokteran kita. Tidak ada waktu lagi. Semua pihak harus serius melihat pandemi dan dampak strategis yang ditimbulkannya," ujarnya.
Baca: Dalam Sehari Dua Dokter Gugur di Medan, Gubernur Edy Berduka
Anis Matta menegaskan, kehilangan dokter dan tenaga kesehatan bisa berujung pada lumpuhnya sistem kesehatan kita.
"Dan kita berdoa agar Allah segera memberi kita jalan keluar dari krisis ini melalui ilmu pengetahuan. Amin," katanya.
Dalam kesempatan ini, Anis Mattabmenyampaikan apresiasinya kepada para jurnalis yang tidak mengenal lelah dalam mewartakan penanganan pandemi Covid-19, meskipun nyawa mereka juga terancam.
"Ternyata benar yang saya dengar, jurnalis tak kenal kata libur. Perang dan bencana pun ditembus untuk menghasilkan berita terbaik kepada publik. Kami mengapreasiasi tugas para jurnalis, salam kami untuk rekan-rekan jurnalis di seluruh Indonesia," pungkas Anis.