Ia sempat berpikir bahwa Sang Kuasa sangat mudah membalikkan keadaan manusia dari titik tertinggi (kebahagiaan) menjadi titik terendah (ujian dari Tuhan).
Namun, Rayhan juga berpikir bahwa Sang Pencipta uga akan mudah membalikkan kondisi seseorang dari titik terendah, menjadi titik tertinggi.
"Alhamdulillah, saya diberi ujian. Berarti Tuhan masih memperhatikan saya. Saya percaya pasti akan ada kebahagiaan yang datang ke saya," jelas Rayhan.
Setelah semua ujian berhasil ia lewati, Rayhan pun mendapat kebahagiaan setelahnya.
Agustus 2020 ini, seolah menjadi bulan baik baginya karena Rayhan berhasil diterima di banyak universitas, bahkan beberapa di antaranya adalah universitas ternama.
"18 Agustus saya diterima di Teknik Mesin UI (Jalur Simak) dan Teknik Mesin UNS (Jalur Prestasi), 23 Agustus diterima di Fakultas Kedokteran UNPAD (jalur Prestasi). Diterima juga di Universitas Bina Nusantara (BINUS) dengan beasiswa full, diterima melalui jalur prestasi untuk kuliah di Ilmu Biomedis Universitas Andalas, Padang," jelas Rayhan.
Pilih tidak merantau
Dengan banyaknya universitas yang menerimanya itu, Rayhan sempat kebingungan untuk memilih mana yang terbaik bagi dirinya.
Akhirnya, Rayhan memilih kuliah di jurusan Teknik Mesin, Universitas Indonesia (UI).
Terdapat alasan utama mengapa Rayhan memilih UI sebagai tempat berikutnya menimba ilmu.
"Papa saya baru meninggal 4 bulan yang lalu. Tanggung jawab keluarga sekarang ada di saya. Walaupun saya anak bungsu, tetapi saya satu satu nya laki-laki di keluarga. Jadi saya mikirin juga untuk enggak mau merantau dan sebisa mungkin kuliah di tempat yang terdekat," jelas Rayhan.
"Apalagi sekarang peran Papa harus saya gantikan," imbuh dia.
Rayhan berharap, kisahnya yang ramai di media sosial ini bisa memotivasi para siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.