TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedatangan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo ke Indonesia dan menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Menlu Retno Marsudi memiliki pesan khusus.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan bahwa janji yang disampaikan Pompeo kepada Jokowi berasal dari para birokrat AS.
"Terkait janji-janji Pompeo, saya rasa itu akan tetap dijalankan oleh AS, mengingat kebijakan itu datangnya dari para birokrat AS. Janji tersebut bukan merupakan (dari) politisi yang menjabat (sebagai) Presiden, Wapres (Wakil Presiden) atau Menteri," ujar Hikmahanto, kepada Tribunnews, Selasa (3/11/2020).
Menurutnya, para birokrat itu telah memperhitungkan pengaruh China terhadap negara Asia, jika AS tidak segera bertindak.
"Para Birokrat yang menganalisa bahayanya China bila terus memberi pengaruh ke negara-negara Asia, termasuk Indonesia," tegas Hikmahanto.
Terkait persaingan perdagangan antara AS dan China, Indonesia tentunya turut diperhitungkan.
Baca juga: Jelang Pilpres AS, Pompeo Temui Jokowi, Indef: Investor Justru Penasaran Jika Joe Biden Menang
Sehingga hal itu yang mendorong AS mengirim Pompeo untuk membahas sejumlah hal dengan pemerintah Indonesia.
"Indonesia penting saat AS berseteru dengan China, jadi kita harus manfaatkan itu," kata Hikmahanto.