TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk memberikan modul pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara luring (offline).
Modul PJJ luring ini diberikan untuk siswa, guru, dan orang pada jenjang sekolah dasar di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud Sri Wahyuni mengatakan Kabupaten Belu termasuk salah satu daerah yang mengalami kesulitan PJJ daring.
"Kabupaten Belu belum terjangkau listrik dan jaringan internet. Terdapat empat ribu lebih siswa yang tersebar di 12 kecamatan yang tidak dapat mengakses PJJ. Sementara, PJJ luring membutuhkan modul pembelajaran yang sesuai bagi siswa, guru, dan orang tua," ujar Sri melalui keterangan tertulis, Jumat (5/3/2021).
Baca juga: Kemendikbud Hentikan Subsidi Kuota PJJ untuk Pengguna di Bawah 1 GB
Baca juga: KPAI: PJJ di Masa Pandemi Tingkatkan Potensi Putus Sekolah karena Siswa Menikah
Kemendikbud menjalin kemitraan berupa Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Sarihusada Generasi Mahardika dan PT Tirta Investama, sebagai representasi dari Danone Indonesia, terkait pemberian modul ini.
Pemberian modul ini untuk meringankan beban pembelajaran di daerah yang kesulitan jaringan.
Langkah ini dilakukan untuk meminimalkan risiko hilangnya minat belajar (loss of learning) pada siswa akibat pandemi Covid-19.
"Modul ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kita di sana. Kami juga berharap, pemberian modul semacam ini dapat diperluas ke daerah dan untuk jenjang lainnya," kata Sri.
Baca juga: Menko PMK Ingatkan Pentingnya Kesetaraan Akses untuk PJJ
Kemendikbud telah menyediakan bantuan bahan ajar berbentuk elektronik agar dapat diunduh.
Selain itu, Kemendikbud juga menyiapkan modul bentuk fisik yang dapat dipakai belajar di daerah tanpa listrik.