TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia yakin kaum perempuan akan semakin eksis dalam Pemilu 2024 mendatang.
Bahkan kaum perempuan akan semakin berpengaruh dalam menentukan masa depan politik Indonesia ke depan.
Hal itu disampaikan kata Ketua Umum partai Gelora, Anis Matta saat menjadi keynote speaker dalam acara peringatan Hari Kartini Partai Gelora Indonesia dengan tema 'Perempuan Gelora, Perempuan Berdaya' di Jakarta, seperti dikutip dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (21/4/2021).
"Dalam Pemilu 2024 akan datang, kita akan menyaksikan Partai Gelora menjadi pelopor pemberdayaan Perempuan Indonesia, karena pengaruh yang mereka berikan semakin besar dalam politik," ujar Anis Matta.
Baca juga: Anis Matta Lepas Bantuan Kedua, Isu Lingkungan akan Jadi Agenda Utama Perjuangan Partai Gelora
Menurut Anis Matta, Partai Gelora mempunyai ide untuk menjadikan seluruh perempuan Indonesia berdaya.
Sebab, agama, negara dan masyarakat memberi peluang bagi perempuan lebih berdaya dan berpartisipasi, tidak hanya di lingkungan sosial saja, tapi juga politik dan bisnis.
"Insya Alllah peluang-peluang ini bisa kita rebut. Perempuan Indonesia bersama Partai Gelora menemukan ruangnya untuk mengaktualisasi dirinya," ujar Anis Matta.
Bidang Perempuan Partai Gelora, lanjut Anis Matta, telah menemukan narasinya dan menjadi role model untuk mengajak kaum perempuan Indonesia agar berpartipasi lebih besar lagi dalam berbagai bidang.
"Kita bersyukur bisa mendorong perempuan berpartisipasi lebih besar lagi. DPD sudah 100 persen di 514 kabupaten/kota dan DPC sudah 73 persen. Kita ingin di DPD dan DPC dibentuk bidang perempuan, supaya ide perempuan tidak hanya di Jakarta saja, bukan hanya di ibukota provinsi, tapi juga sampai ke desa-desa," tegas Anis Matta.
Baca juga: Terakhir Pimpin Tangsel: Airin Disambangi Menantu Presiden Jokowi, Puisi dan Perpisahan Penuh Haru
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menambahkan, dalam era milenium ini kaum perempuan harus diperkuat pada posisi yang tinggi, sejajar dan setara, bukan sebaliknya dilemahkan.
"Kita harus bangkit bersama dan saling menguatkan, karena laki-laki dan perempuan itu diciptakan berpasangan. Harus saling menguatkan, tidak boleh menganggap perempuan tidak ada. Inilah arti emansipasi sebenarnya," kata Fahri Hamzah.
Karena itu sebagai pasangan, menurut Fahri, kaum pria harus membuat perempuan semakin berjaya, sehingga dapat menyongsong masa depan yang penuh ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 ini dapat dilakukan secara bersama-sama.
"Laki-laki dan perempuan harus saling menguatkan dan bersatu. Ini waktunya bagi perempuan untuk bekerja, semakin setara dan kita bersama-sama bersatu menyongsong masa depan Indonesia," tandas Fahri.
Dampak Positif
Guru Besar IPB dan Wakil Ketua Dewan Penasehat ICMI, Prof Dr Ir Aida Vitaliya Hubels menilai kebijakan pemerintah dalam meningkatkan peran perempuan telah membawa dampak positif bagi perempuan.
Misalnya dalam pengisian ragam jabatan yang di tempati perempuan.
"Perempuan semakin kompeten dan kapabel. Ada yang jadi menteri, anggota DPR, gubernur, bupati, walikota, rektor perguruan tinggi dan komisaris BUMN. Akses terhadap perempuan semakin terbuka," kata Aida.
Baca juga: Panglima TNI Sampaikan Pentingnya Peran Wanita TNI Sebagai Prajurit dan Ibu Rumah Tangga
Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Indonesia Ratih Sanggarwati mengatakan, peringatan Hari Kartini 2021 di tengah pandemi Covid-19 ini bisa menjadi momentum berbagi dan memberi inspirasi, serta meningkatkan hak-hak kesetaraan gender kaum perempuan.
"Perempuan saat ini berjuang di tengah situasi yang sulit, sehingga bisa memberikan inspirasi bagi kelurga dan lingkungannya," kata Ratih.
Kartini masa kini, dalam pandangannya, memiliki dedikasi, kiprah dan kontribusi yang luar biasa, sehingga bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja.
"Sekarang perempuan dapat memaksimalkan perannya untuk ikut membangun Indonesia maju dan kokoh lagi. Bersama perempuan Gelora, perempuan berdaya," katanya.
Dalam peringatan Hari Kartini ini, Partai Gelora menggelar berbagai lomba antara lain lomba narasi sejarah Kartini, lomba pantun dan Kartini Award. (*)