Ia berharap, kejadian berantas pungli setelah respon Jokowi ini tak hanya sekadar gimmick belaka.
Sehingga, kedepannya aparat tak harus menunggu respon Presiden dahulu untuk bergerak.
"Harapan kita, ini tidak sekedar gimmick, ceremony saja."
"Kalau hanya ceremony saja, maka 5 tahun lagi akan ada Presiden yang menelfon Kapolri lagi karena ada pungli lagi," pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi menelepon Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo di sela-sela kunjungan kerjanya.
Jokowi awalnya mendengar curhatan para sopir kontainer di perbatasan Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Kamis, (10/6/2021).
Para sopir mengeluhkan banyaknya pungli dan aksi premanisme di sekitar pelabuhan.
Saat mendengar adanya beberapa sopir yang mengeluhkan maraknya pungli dan premanisme, Jokowi lantas memanggil ajudannya, Kolonel Pnb. Abdul Haris.
Presiden meminta ajudannya itu menghubungi Kapolri Listyo Sigit Prabowo melalui telepon.
Saat telepon tersambung, Jokowi langsung meminta Kapolri menyelesaikan masalah tersebut.
"Pak Kapolri selamat pagi," sapa Presiden.
Baca juga: Kapolri Keluarkan Telegram untuk Tertibkan Premanisme dan Pungli di Kawasan Pelabuhan
"Siap, selamat pagi Bapak Presiden," jawab Kapolri di ujung telepon dikutip dari Sekretariat Presiden.
"Enggak, ini saya di Tanjung Priok, banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar di Fortune, di NPCT 1, kemudian di Depo Dwipa. Pertama itu," jelas Presiden.
"Siap," jawab Kapolri.
"Yang kedua, juga kalau pas macet itu banyak driver yang dipalak preman-preman. Keluhan-keluhan ini tolong bisa diselesaikan. Itu saja Kapolri," ujar Presiden.
"Siap Bapak," jawab Kapolri.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Theresia Felisiani)