News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Youtuber Muhammad Kece Jadi Tersangka

Kronologi Eks Panglima Laskar FPI Ada di Kamar Sel M Kece, Kuasa Hukum: Dia Sebenarnya Lagi Tidur

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irjen Napoleon Bonaparte dan YouTuber Muhammad Kece

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator kuasa hukum eks Panglima Laskar FPI Maman Suryadi, Sugito Atmo Prawiro membeberkan kronologi kliennya bisa berada di dalam kamar tahanan tersangka kasus penistaan agama Muhammad Kece di Rutan Bareskrim Polri.

Diketahui, nama Maman disebut turut terlibat dalam insiden penganiayaan yang dilakukan terpidana kasus red notice Irjen Pol Napoleon Bonaparte terhadap M Kece.

Sugito mengatakan, saat itu dirinya langsung mendatangi Rutan Bareskrim Polri guna mendengarkan secara langsung penjelasan dari Maman agar mengetahui perkaranya.

Baca juga: Eks Panglima FPI Pegang Kerah Kece: Jangan Bawa-bawa Ayat Kalau Tak Paham

Sedang Tidur

Kata Sugito, sesaat sebelum kejadian, kliennya itu sedang tertidur, namun ada tahanan lain yang tidak disebutkan namanya langsung membangunkan Maman, dan mengajak untuk ke tahanan Kece.

"Jadi begini ceritanya, waktu itu kan Maman Suryadi sedang tidur lalu dibangunkan oleh orang yang datang, 'yok kita ke blok sebelah' katanya, tidak taunya itu adalah tahanannya kece, jadi ada tahan lain yang mengajak," kata Sugito menjelaskan kepada Tribunnews.com via telepon, Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Polri Pastikan Proses Hukum Perkara Dugaan Penistaan M Kece Tetap Berjalan

Mengetahui kalau itu merupakan kamar tahanan Kece, Maman kata Sugito langsung memberikan nasihat kepada Kece mengingat kontennya yang dinilai telah menistakan agama.

Kata Sugito, Maman memberikan penjelasan kalau dalam membuat konten tidak perlu membawa hadist atau ayat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Terus di sana dia (Maman) dengerlah apa yang disampaikan oleh Kece (di kontennya), di antaranya dia menjabarkan jangan percaya dengan Muhammad bin Abdullah terus ada lah beberapa mengucapkan ayat dan hadist," katanya.

Baca juga: Kuasa Hukum Bantah Penganiayaan Irjen Napoleon Terhadap Kece Libatkan Aktivis FPI

"Akhirnya oleh si Maman diingatkan supaya jangan bawa-bawa hadist karena itu bisa memprovokasi kan yang lainnya saling menghargai lah gitu," sambung Sugito.

Hanya saja saat itu, Maman memang melakukan kontak kepada Kece dengan memegang pakaian Kece di bagian kerahnya sambil memberikan nasihat.

Penampakan M Kece. (istimewa)

Tinggalkan Ruangan

Hanya saja seketika itu, ada tahanan lain melumuri wajah Kece dengan sesuatu dengan bau tidak sedap.

"Tapi pada saat Maman melakukan itu tiba tiba ada orang yang melumuri mukanya (Kece) sesuatu gak tahunya itu baunya ga enak kata ustaz Maman, loh kok bau tinja," tuturnya.

Mengetahui itu adalah kotoran manusia, seketika Maman kata dia langsung meninggalkan lokasi alias kamar tahanan Kece.

Baca juga: Terjerat Dua Kasus Pidana, Kompolnas Sebut Irjen Napoleon Bisa Terancam Dipecat

Hal itu karena Maman menghindari najis karena mengetahui yang dilumuri ke wajah Kece adalah tinja.

"Karena tinja, ustaz Maman nanya kok baunya begini, karena khawatir kena najis dia keluar," ucapnya.

Berdasarkan keterangan Sugito, insiden penganiayaan itu terjadi setelah kliennya meninggalkan lokasi tersebut.

Dengan begitu dirinya memastikan kalau kliennya tidak tahu menahu soal adanya penganiayaan terhadap Kece.

"Jadi Maman pergi gitu, kalau masalah keributannya dia gatau karena dia udah terlanjur di luar, keluar karena bau tinja jadinya keluar," ucapnya.

Baca juga: Kuasa Hukum Bantah Penganiayaan Irjen Napoleon Terhadap Kece Libatkan Aktivis FPI

Hanya saja saat kejadian pemukulan tersebut, Maman kata Sugito tidak dapat memastikan kedatangan dari Napoleon.

Sebab saat Maman mendatangi kamar tahanan Kece, jenderal polisi bintang dua itu sudah ada di dalam.

"Saya gak tau, pak Napoleon nya sudah di dalem tapi saya gak tau persis, karena saya tadi ga nanyain detail soal posisi Napoleon," tukasnya.

Tidak Yakin

Dihubungi terpisah, anggota kuasa hukum eks Panglima Laskar Front Pembela Islam (FPI) Maman Suryadi, Aziz Yanuar tidak yakin kalau kliennya turut terlibat dalam insiden kekerasan yang dilakukan Irjen Napoleon Bonaparte terhadap M. Kece di Rutan Bareskrim Polri.

Aziz menyebut kalau Maman merupakan sosok yang kerap memberikan nasihat jika terjadi suatu permasalahan.

"Tidak (yakin), ustaz Maman itu, nasihat lebih dikedepankan jika menghadapi kemungkaran," kata Aziz saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (21/9/2021).

Dirinya juga mengatakan, akan melakukan pengecekan terlebih dahulu terkait dengan kabar yang beredar tersebut.

Sebab kata dia, keterangan dari saksi yang melihat kejadian kekerasan itu harus kembali dipastikan secara faktanya.

"Ya kita harus liat faktanya terlebih dahulu, berdasarkan keterangan para saksi," kata Aziz.

"Saksi tersebut bersaksi seperti apa? apa kesaksiannya dapat diterima secara hukum misal contoh kesaksian harus lebih dari satu saksi (unus testis nullus testis)," sambungnya.

Dirinya juga belum dapat menyikapi lebih jauh terkait dengan adanya insiden ini.

Dalam waktu dekat, Aziz mengatakan, akan mendatangi Rutan Bareskrim untuk dapat menanyakan langsung kepada Maman.

Hanya saja, dia belum dapat memastikan kapan rencana untuk bertemu kliennya itu akan berlangsung.

"Kemudian ada beberapa hal yang harus kita pastikan terlebih dahulu sebelum menyikapi, segera (kami akan ke Bareskrim)," tukasnya.

Terungkap Identitas Penganiayaan

Diketahui, identitas eks petinggi Front Pembela Islam (FPI) yang membantu Irjen Napoleon Bonaparte saat menganiaya Muhammad Kece di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, akhirnya terungkap.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi menyampaikan eks petinggi FPI yang membantu Irjen Napoleon merupakan eks Panglima Laskar FPI Maman Suryadi (MS).

"Salah satunya adalah napi yang membantu dalam kasus yang melibatkan organisasi eks FPI. Iya betul, inisialnya M (Maman Suryadi)," kata Andi Rian Djajadi saat dikonfirmasi, Selasa (11/9/2021).

Andi menjelaskan Maman Suryadi merupakan narapidana yang terlibat kasus kerumunan yang berujung pelanggaran protokol kesehatan di Petamburan, Jakarta Pusat.

Sebaliknya, kata Andi, dua napi lain yang juga turut membantu Irjen Napoleon merupakan napi terkait kasus pertanahan.

"Yang dua lainnya tidak ada kaitan dengan FPI. 2 lagi itu untuk tahanan dalam kasus pidana umum terkait masalah pertanahan," jelasnya.

Lebih lanjut, Andi menjelaskan Irjen Napoleon sengaja membawa tiga napi lainnya untuk bisa membantunya saat insiden penganiayaan tersebut. Hal ini bertujuan memperlemah kondisi korban.

"Yang 3 orang lainnya ini hanya digunakan, untuk memperkuat, kalau bisa saya katakan hanya untuk memperlemah kondisi psikologis daripada korban," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini