Selain itu, Yusril menambahkan ia juga sempat dijadwalkan untuk bertemu langsung dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Baca juga: Hamdan Zoelva Sebut Tak Lazim Gugatan Yusril Cs soal AD/ART Partai Demokrat ke MA
Namun, kembali lagi pertemuan tersebut tak pernah terjadi.
"Bahkan ada teman yang mengatur katanya bagaimana kalau saya bertemu dengan AHY, tapi itu tak pernah terjadi," tuturnya.
"Tidak pernah satu sekalipun saya bertemu dengan pimpinan partai Demokrat, anggota DPR Demokrat secara fisik, yang pakai telpon hanya anggota DPR."
"AHY juga tak pernah ada komunikasi dengan saya lewat telefon atatupun virtual, SBY juga tidak," ungkapnya.
Yusril pun menduga tudingan fee Rp 100 M muncul dari pembicaraan segelintir orang.
Mungkin saja orang-orang tersebut yang membuat pembicaraan fee Rp 100 M itu sendiri.
"Orang -orang itu bisa aja ngomong pada mereka, 'Bisa dong pak Yusril maju'. Terus, "dia minta bayaran berapa' dijawab 'Rp100 M' bisa saja," lanjut Yusril.
Yusril pun tak ambil pusing soal tudingan ia dibayar Rp 100 M oleh kubu Moeldoko.
Menurut Yusril, hal yang wajar ketika seorang advokat mendapatkan fee dari kliennya.
Baca juga: Biaya Proyek Kereta Cepat Membengkak Rp 27 Triliun, Demokrat Minta Audit Total, Malaysia Berani Stop
Fee sebagai kuasa hukum, kata Yusril, ditentukan dari negosiasi antara advokat dengan klien.
Selain itu, Yusril menilai tuduhan fee-nya Rp 100 M juga berdampak baik membuat orang-orang menganggapnya bukan pengacara yang sembarangan.
"Akhirnya bagus juga bagi saya bahwa Yusril tidak sembarangan. Saya ini Pengacar Rp 100 Miliar."
"Katanya saya mengalahkan six million dollars man, anda sekarang seven million dollars man."