News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tensi Politik Mulai Meningkat, Polri Awasi Penyebaran Hoax Hingga Black Campaign

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irjen Dedi Prasetyo

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian RI mengungkapkan pihaknya mulai merasakan adanya peningkatan eskalasi politik menjelang pemilu 2024 mendatang.

Khususnya terkait penyebaran berita bohong alias hoax hingga black campaign.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan peningkatan eskalasi politik itu memiliki kemiripan dengan kasus yang terjadi menjelang pemilu 2019 lalu.

Pada tahun ini, ada trend peningkatan isu berkaitan hoax hingga black campaign.

"Di 2022, kami sudah merasakan situasi yang kami pernah rasakan di 2019 yang lalu, dimana eskalasinya sudah mulai agak ada peningkatan, posisinya mendekati tahun-tahun politik atau mendekati pesta demokrasi di 2024. Meskipun masih beberapa tahun lagi, tapi isu-isu yang berkembang ini sudah mulai mengarah ke sana," kata Dedi kepada wartawan, Selasa (11/1/2022).

Baca juga: Kompolnas Puji Polri Tangani Pandemi Covid-19

Dedi kemudian mencontohkan peningkatan eskalasi politik yang kerap terjadi menjelang pemilu 2019 lalu.

Hal tersebut terus menjadi tantangan pihak kepolisian untuk meredam.

"Di 2019, pengalaman kami memang terjadi perang informasi, perang survei, politik identitas, black campaign, negative campaign, hoax ini menjadi tantangan kita bersama. Prediksi kami tahun 2022 sampai menjelang 2024 situasi-situasi seperti itu akan muncul kembali," jelas Dedi.

Selain masalah itu, kata Dedi, pihaknya juga kerap menangkap isu perang psikologis, politik uang hingga perang IT.

Menurutnya, masalah ini perlu diantisipasi lantaran ada 170 juta pengguna medsos aktif.

"Data kita, 170 juta pengguna medsos aktif ini perlu literasi-literasi dalam rangka untuk meluruskan informasi. Konten berita yang boleh dikatakan sangat lemah verifikasi dari sumber, sehingga muncul hoax tersebut," jelas Dedi.

"Langkah-langkah antisipasi dari perspektif kami, kita ketahui dengan kebersamaan, meningkatkan persatuan dan kesatuan, menyadari Indonesia bangsa yang besar terdiri dari suku agama bahasa yang sangat banyak, jangan sampai terprovokasi oleh orang-orang yang ingin memecah belah bangsa ini," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini