2. Pengambilan sel telur
Pengambilan sel telur dilakukan dengan obat penenang.
Langkah yang dilakukan adalah aspirasi ultrasound transvaginal, di mana probe ultrasound dimasukkan ke dalam vagina untuk mengidentifikasi folikel.
Kemudian, sebuah jarum dipandu melalui vagina dan masuk ke dalam folikel.
Alat pengisap yang terhubung ke jarum digunakan untuk mengeluarkan sel telur dari folikel.
Beberapa sel telur dapat dikeluarkan dan penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak sel telur yang diambil (hingga 15 per siklus), peluang kelahiran akan semakin baik.
Setelah pengambilan sel telur, kemungkinan efek yang dirasakan adalah kram.
Selain itu, perasaan tertekan mungkin dirasakan secara berlanjut selama beberapa minggu karena indung telur tetap membesar.
3. Pembekuan sel telur
Tak lama setelah sel telur yang tidak dibuahi dipanen, sel telur tersebut didinginkan hingga suhu di bawah nol untuk diawetkan agar dapat digunakan di masa mendatang.
Susunan sel telur yang tidak dibuahi membuatnya sedikit lebih sulit untuk dibekukan dan menyebabkan kehamilan yang dinilai sukses dibandingkan susunan sel telur yang dibuahi (embrio).
Proses yang paling umum digunakan untuk pembekuan sel telur secara cepat atau disebut vitrifikasi.
Zat konsentrasi tinggi yang membantu mencegah pembentukan kristal es selama proses pembekuan yang digunakan dengan pendinginan cepat.
Setelah melakukan egg freezing
Biasanya, seseorang dapat melanjutkan aktivitas normal dalam waktu seminggu setelah pengambilan sel telur.
Selain itu, disarankan untuk menghindari hubungan seks tanpa pengaman untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Segera menghubungi penyedia layanan kesehatan apabila mengalami:
- Demam tinggi lebih dari 38,6 Celsius.
- Sakit perut yang parah.
- Kenaikan berat badan lebih dari 0,9 kilogram dalam 24 jam.
- Pendarahan vagina berat.
- Kesulitan buang air kecil.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Egg Freezing