Terlebih, dengan adanya peningkatan penyebaran melalui transmisi lokal.
"Terkait dengan peningkatan jumlah tes, tracing, mengingat mereka yang terpapar varian Omicron ini kebanyakan OTG (Orang Tanpa Gejala) dan juga orang yang (memiliki) komorbid, sakit ringan, ini berpotensi besar untuk memicu penularan berkelanjutan di masyarakat," ujarnya.
Selain itu, Wapres juga menekankan agar program vaksinasi COVID-19 terus diakselerasi baik untuk masyarakat umum, kelompok lanjut usia (lansia), maupun anak-anak.
"Saya mohon perhatian yang keempat juga terkait laporan percepatan vaksinasi. Vaksinasi booster sudah mulai dilaksanakan. Kemudian juga, laporan terkait upaya percepatan pengembangan vaksin COVID-19 produksi dalam negeri, termasuk aspek keamanannya, khasiatnya, mutunya, serta progres pembuatannya supaya pada 2022 ini vaksin COVID-19 buatan dalam negeri ini dapat digunakan masyarakat Indonesia," ujarnya.
Selain antisipasi dari sisi kesehatan, Wapres juga turut memantau evaluasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM). Ia menilai kebijakan ini memerlukan perhatian khusus karena puncak penyebaran varian Omicron diperkirakan terjadi pada Februari 2022 hingga awal Maret 2022.
"Sampai tanggal 18 januari 2022 itu terdapat 41 sekolah SD/SMA di Jakarta yang sebagian siswanya positif COVID-19. Bagaimana kira-kira kelanjutan kebijakan dari PTM ini, pembelajaran tatap muka ini. Karena penyebarannya cepat dan bahkan diperkirakan Februari ini akan mencapai puncaknya dan sampai dengan awal Maret," pungkas Wapres.
(Tribunnews.com/Widya)