News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

2 KRI akan Dijual karena Sudah Tidak Layak, Prabowo Pastikan Kekuatan TNI AL Tak Berkurang

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemulangan 904 warga eks Gafatar menuju Jakarta menggunakan KRI Teluk Penyu dikawal ketat TNI dan Polda Kalbar di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Jl Pak Kasih, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (30/1/2016) siang. Barang bawaan diperiksa secara menyeluruh dan ditemukan sejumlah dokumen terkait Gafatar. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan akan menjual barang milik negara berupa dua Kapal Republik Indonesia (KRI).

Dua KRI yang akan dijual tersebut adalah KRI Teluk Mandar 514 dan KRI Teluk Penyu 513.

Hal itu terungkap saat Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto melakukan rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, Kamis (27/1/2022) kemarin.

Prabowo beralasan, dua eks KRI dijual itu karena kondisi material kapal sudah tidak layak.

Baca juga: DPR Setuju Penjualan 2 KRI, Prabowo Pastikan Indonesia Tak akan Kekurangan Kapal Perang

Baca juga: Prabowo Sebut Kemenhan Sudah Siapkan Pengganti 2 Eks KRI Teluk Mandar dan Teluk Penyu

Rencana penjualan dua kapal pun disetujui oleh DPR RI.

Walaupun ada dua kapal yang akan dijual, tapi Prabowo memberikan sebuah klaim pada 2024 mendatang.

Selengkapnya, berikut fakta terkait rencana penjualan dua KRI sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Alasan 2 KRI Dijual

Prabowo menjelaskan, TNI AL telah membentuk tim penelitian terhadap rencana penjualan dua kapal eks KRI tersebut.

Dari penelitian itu kemudian menghasilkan sejumlah rekomendasi.

Prabowo menyebut kondisi material kapal sudah tidak layak digunakan dan banyak pipa yang keropos.

"Secara teknis bahwa kondisi material tidak layak digunakan dan perpipaan banyak yang keropos," ucap Prabowo di Ruang Rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta.

Kemudian, lanjut Prabowo, permesinan kelistrikan, peralatan navigasi komunikasi, dan instrumen di anjungan sudah tidak bisa digunakan lagi.

Begitu pula dengan kondisi platform tidak layak digunakan serta tidak efisien untik diperbaiki.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini