"Skema ini dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan IKN untuk menjadi pusat pertumbuhan 10, 20 tahun ke depan,” lanjut Budi Gunawan.
Tantangannya adalah bagaimana membuat instrumen dengan fitur keuangan berkelanjutan yang menarik.
Terutama, dengan menghilangkan atau menurunkan risiko-risiko dan menaikkan kelayakan investasi untuk jangka menengah dan panjang.
“Ini strategi besar dan berjangka panjang untuk masa depan IKN Nusantara. Belajar dari kegagalan pemindahan ibu kota negara lain, kita harus mengoptimalkan potensi ekonomi berkelanjutan IKN Nusantara sejak awal," katanya.
Adapun potensi ekonomi berkelanjutan IKN Nusantara tersebut di antaranya menarik investasi untuk menumbuhkan kawasan dengan 6 klaster yaitu teknologi bersih, farmasi, pertanian, ekowisata, kimia, energi rendah karbon ditambah 2 klaster pendukung berupa pendidikan abad 21 dan smart city-pusat industry 4.0.
"IKN juga sangat potensial menjadikan superhub logistik untuk kawasan Tengah, Timur, dan Utara Indonesia. Kegagalan pemindahan ibukota negara lain karena absennya industri, ketiadaan energi pertumbuhan,” ucapnya.