Kenaikan harga BBM ini akan meningkatkan harga barang dan jasa.
Maka produk-produk atau komoditas juga mengalami kenaikan.
Hanya saja, saat ini masyarakat mengurangi pergerakan karena kekhawatiran terhadap pandemi Covid-19.
Baca juga: Dikelilingi Ranjau, Relawan Ukraina Temukan Mayat di Ruang Bawah Tanah: Kami Beruntung Masih Hidup
Bisa ditebak, saat masyarakat mulai bergerak bebas, permintaan BBM akan meningkat drastis.
Arahnya, harga BBM dan komoditas juga terkerek naik.
“Soal seberapa besar infalsinya, tergantung bagaimana pemerintah mengendalikannya. Kenaikan inflasi tak lebih dari 1 persen,” ujar Ardito.
Ardito mengingatkan, selain pangan dan energi terdapat 10 bahan pokok seperti beras, minyak goreng, cabai, bawang dan lain-lain, juga kerap memicu inflasi.
Apalagi Ramadan dan Idul Fitri, permintaan tinggi sementara harga BBM juga naik, ini bisa meningkatkan biaya hidup masyarakat.
Kondisi tersebut mendorong timbulnya stagflasi, yakni pertumbuhan ekonominya stagnan tapi inflasinya naik.
Dalam kondisi tersebut, ia mengingatkan masyarakat untuk hidup hemat.
Selain itu menjaga diversifikasi pangan dan melakukan penghematan energi.
Senada dengan Ardito, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto meminta masyarakat untuk berprilaku muzhid mujhid.
Chriswanto menjelaskan, muzhid mujhid adalah pola hidup hemat atau efisien dan bekerja keras.
"Ini sangat diperlukan, agar ketika harga-harga mahal, masyarakat masih memiliki sumber dana atau masih dapat bertahan hidup,” ujarnya.