Dalam pameran ini pun turut ditampilkan juga lukisan hasil tangan-tangan anak sekolah dasar.
Begitu beragam, baik dari asal generasi berikut kondisi masa dibuat, maupun latar pendidikan, dan jam terbang.
Baca juga: Bentara Budaya Jakarta Gelar Pameran Wayang, Ada yang Terbuat dari Rumput
Keragaman terlihat di dalam teknik dan gaya ungkap yang mereka gunakan.
Juga beragam di dalam isu-isu yang digarap.
Keragaman ini kata Efix ditujukan untuk memberi kesan betapa kaya kehidupan yang dijalani para perempuan seniman tersebut.
Betapa hari-hari yang dilalui sebagai perempuan, kebanyakan selaku istri dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga, terlalu berharga untuk diabaikan.
Karya-karya mereka mencerminkan cara perempuan memandang dunianya, tak soal apakah itu merupakan cerminan ide-ide besar atau gerundelan perkara domestik.
"Begitulah, hajatan seni ini tidak diniatkan untuk memberi statement menohok tentang perempuan yang sudah menjadi ciri bulan April. Ini lebih merupakan sekilas wajah perempuan sehari-hari," kata Efix.
Walau mungkin ada kegiatan yang dianggap berurusan dengan remeh temeh, tapi tidak tertutup kemungkinan berbicara tentang perkara-perkara sosial budaya yang canggih.
Perupa memiliki latar belakang yang beragam.
Dimulai dari ibu rumah tangga, pelajar, hingga mereka yang memang berlatar pendidikan seni.
Masyarakat dapat mengunjungi pameran berdasarkan jadwal yang ada dengan tetap mengikuti protokol kesehatan sebagaimana mestinya.
Pameran terbuka untuk umum dari pukul 10.00-17.00 WIB dengan mengisi RSVP pengunjung pameran www.bentarabudaya.com.