"Itu (pesan) soal pribadi, tidak ada kaitannya (dengan Brigadir J)," katanya.
Meski sudah bisa diakses, Samuel mengaku masih khawatir menggunakan WhatsApp.
"Beberapa lama baru bisa dibuka kembali. Lalu, saya tanya anak saya. Tapi kami takut untuk memakai WA kembali," katanya, dikutip dari Tribun Jambi.
Lebih lanjut, hingga saat ini pihak keluarga Brigadir J belum berencana meminta perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) setelah adanya peretasan ponsel.
Peretasan ponsel keluarga Brigadir J terjadi sejak Selasa (12/7/2022) pagi hingga Kamis (14/7/2022).
Peretasan terjadi secara bertahap.
Pada pukul 05.00 WIB, aplikasi WA dan Facebook milik ibu Brigadir J diretas.
Hal serupa juga terjadi pada ponsel milik kakak dan adik Brigadir J.
Dalam satu hari ada lima ponsel yang diretas.
Ponsel Brigadir J hilang
Kasus baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J terus menjadi perhatian publik.
Ayah Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Samuel Hutabarat menyebut, tiga ponsel anaknya hilang.
Kabar itu disampaikan kepada Samuel saat Mabes Polri mendatangi rumahnya pada Senin (11/7/2022) malam.
Samuel lalu meminta agar tiga ponsel anaknya dikembalikan.
Ia menilai, ada petunjuk yang bisa dibuka dari ponsel tersebut guna kasus penyelidikan.
"Saya sudah minta tiga ponsel anak saya beserta pakaiannya, tapi rombongan dari Mabes Polri yang datang ke rumah Senin (11/7/2022) malam bilang ponselnya hilang," ujar Samuel, Selasa (13/7/2022), dikutip dari Kompas.com.
Samuel juga berharap agar pihak kepolisian terbuka.
Jika memang sang anak salah, ia meminta pihak kepolisian untuk memberikan buktinya.
"Jangan ada yang ditutup-tutupi. Kalau memang anaknya salah, buktikan kesalahannya itu. Buka semua bukti, buka itu CCTV dan kembalikan ponsel anak saya," katanya. (*)