Selain itu, proses pembusukkan juga tergantung pada faktor kondisi lingkungan tempat pemakaman.
Kendati demikian, autopsi masih bisa dilakukan secara maksimal.
Apalagi jika berkaitan dengan kasus-kasus tentang kekerasan secara fisik.
"Kadang-kadang dengan telah dilakukannya pemberian formalin (pada jasad seseorang) itu malah dapat memfiksasi, jadi terkadang temuan-temuan (luka) itu tetap akan stay (terlihat) di sana (bagian tubuh) dan masih bisa kita temukan."
"Jadi harapannya adalah walaupun kita melakukan autopsi ulang setelah hampir dua minggu ini, mudah-mudahan dengan proses pengawetan sebelumnya, masih bisa kita malakukan autopsi dengan optimal dan mendapatkan hasil dengan optimal juga."
"Kalau misalnya untuk kasus-kasus trauma yang berkaitan dengan kekerasan, kemungkinan besar masih bisa ditemukan kelainan-kelainan tersebut," jelas Made Ayu Mira.
Made Ayu Mira yakin,dokter-dokter yang terlibat dalam proses autopsi ulang ini akan berupaya dengan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik dengan mempertimbangkan kondisi yang ada.
Terkait keterlibatannya pada kasus ini, Made Ayu Mira menjelaskan sampai hari ini pihaknya belum mendapatkan surat untuk membantu proses penyidikan lebih lanjut ya
"Jadi kalau ada surat permintaan kepada kami, kami akan siap membantu proses penyidikan ini," jelas Made Ayu Mira.
7 Dokter Forensik
Setidaknya ada tujuh orang dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia bakal dilibatkan dalam proses autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J.
Hal itu diungkapkan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/7/2022).
Kendati demikian, pihaknya tidak merinci siapa daftar dokter eksternal yang dilibatkan dalam autopsi ulang tersebut.
"Kalau dari perhimpunan kedokteran forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada 7 orang."
"Namanya saya tidak hafal ada beberapa guru besar di situ yang memang ekspert di bidang terutama forensik itu akan hadir ya termasuk nanti dari kedokteran forensik dari Polri yang juga sudah memiliki pengalaman," jelas Dedi.
Sumber: Tribun Solo/Tribun Jambi/Tribunnews.com