"APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia 40 % dari Total Belanja Barang dan Jasa mencapai Rp4.382,15 miliar. Selanjutnya, Realisasi Belanja Barang Jasa dalam rangka Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) yaitu sebesar Rp1.722,35 miliar atau 39,30 % dari potensi APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota," katanya.
"Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri (PDN) tertinggi Kabupaten Konawe dengan persentase sebesar 83.98 % (Rp142.10 miliar) dan rata-rata realisasi belanja PDN Se-Sulawesi Tenggara sebesar 39.30 % (Rp1.72 triliun)," tutur Fatoni.
Selain itu, Fatoni menyebutkan, tiga daerah dengan persentase realisasi riil tertinggi terhadap Anggaran APBD TA 2022 berdasarkan data SIPD per tanggal 18 Juli 2022 Pukul 12.00 WIB, yakni Kabupaten Buton Selatan dengan presentase realisasi 36.08 % atau Rp200.59 miliar, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan presentase realisasi 34.09 % atau Rp1.69 triliun dan Kota Kendari dengan presentase realisasi 31.71 % atau Rp617.30 miliar.
Fatoni mengatakan, daerah dengan pendapatan tertinggi di Sulawesi Tenggara adalah Provinsi Sulawesi Tenggara yang mencapai 50.73 % atau Rp1.95 triliun.
Sedangkan daerah dengan realisasi belanja tertinggi yaitu Kabupaten Konawe yang mencapai angka 39.50 % atau Rp580.71 miliar.
Baca juga: Realisasi APBD Lambat, Mendagri Tito Karnavian: Cek Mana OPD yang Letoi-letoi Belanjanya
Dapat dilihat, proporsi realisasi pendapatan dengan realisasi belanja tertinggi Kabupaten Muna Barat sebesar 311.67 % dengan realisasi pendapatan Rp72.52 miliar dan realisasi belanja Rp23.27 miliar. Rata-rata proporsi realisasi pendapatan dengan realisasi belanja pada Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara yaitu 136.30 % dengan total realisasi pendapatan Rp7.38 triliun dan realisasi belanja Rp5.41 triliun.
"Untuk proporsi realisasi penerimaan terhadap realisasi pengeluaran tertinggi adalah Kota Bau-Bau sebesar 332.76 % dengan realisasi penerimaan sebanyak Rp185.73 miliar dan realisasi pengeluaran sebanyak Rp55.81 miliar. Dengan rata-rata proporsi realisasi penerimaan terhadap realisasi pengeluaran sebesar 143.90 % , total realiasai penerimaan Rp7.98 triliun dan total realisasi pengeluaran Rp5.55 triliun," tandas Fatoni.