Sementara itu dr Ade Firmasyah Sugiharto selaku ketua tim forensik yang melakukan autopsi terhadap jenazah Brigadir Yosua memastikan timnya bekerja secara independen dan parsial.
"Pada saat autopsi tadi kami sangat terbuka dan kami bekerja secara
independen dan parsial, tidak ada yang menitipkan apapun atau memberikan intervensi apapun," ujarnya.
Ade juga menyebut peran Komnas HAM dan Kompolnas menjadi pemasti independensi tersebut.
"Di sini saya rasa keadilan dari komnas HAM dan Kompolnas juga menjadi pemasti, mengevaluasi dan memastikan keadlian kepada masyarakat bahwa pekerjaan yang kami lakukan disini dilakukan secara independen dan parsial," jelasnya.
Ade menyatakan sampel hasil autopsi ulang jenazah akan diperiksa selama dua hingga empat pekan. Sementara laporan hasil autopsi ulang akan selesai sekitar 4-8 minggu.
"Lama pemeriksaan kami perkirakan antara dua sampai empat minggu untuk memproses sampel jaringan itu hingga menjadi, untuk kami interpretasikan," kata Ade. "Hasil autopsi nanti akan disampaikan ke penyidik, untuk memperjelas hasil penyidikan
polisi," katanya.
Sementara terkait titik luka yang diperiksa, Ade mengatakan tim forensik mendapati sejumlah luka dan yang diduga luka.
Untuk memastikan apakah luka terjadi sebelum kematian atau setelah kematian, tim akan melakukan tes di RSCM Jakarta.
Ade mengatakan sampel akan diperiksa di Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Tim dokter meyakini pemeriksaan di laboratorium itu akan memberikan hasil terbaik. "Kenapa harus saya bawa ke lab di RSCM, karena tempat yang di mana saya, kami memiliki keyakinan di situ merupakan tempat yang bisa dijaga integritasnya dan memberikan hasil yang terbaik," ucapnya.
Ade juga menyatakan tim dokter sebelumnya telah bertemu dengan pihak keluarga Brigadir Yosua dan mendapatkan informasi soal adanya luka di tubuh Brigadir Yosua yang diduga bukan luka tembak.
Ia pun menegaskan tim dokter melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
"Ada masukan dari keluarga dan penasehat hukumnya bahwa ada beberapa tempat yang diduga atau dicurigai oleh keluarga sebagai adanya perlukaan- perlukaan lain selain luka tembak," katanya.
Baca juga: Tim Dokter Forensik Kesulitan Autopsi Ulang Brigadir J, Ahli Minta Masyarakat Tak Berprasangka
Kenapa Lama?