Frans merasa bahwa sebutan ini merendahkan orang-orang lokal Papua dan berkehendak untuk menghentikan sebutan itu.
Kata Irian kemudian dipolitisasi kelompok nasionalis Indonesia di Papua sebagai akronim dari “Ikut Republik Indonesia Anti Nederlands”.
Perjuangan Frans Kaisiepo di bidang politik terus berlanjut.
Mendirikan Partai Indonesia Merdeka
Kemudian, pada tahun 1946, Frans Kaisiepo mendirikan Partai Indonesia Merdeka di Biak.
Frans terus memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di tanah Papua meski Indonesia telah resmi memproklamirkan kemerdekaannya.
Karena perlawanannya terhadap Belanda, Frans Kaisiepo dipenjarakan oleh Belanda pada tahun 1954-1961.
Pada tahun 1961, Frans Kaisiepo mendirikan partai Irian Sebagian Indonesia (ISI) yang bertujuan untuk menuntut penyatuan Papua dengan Republik Indonesia.
Pada tahun yang sama, Presiden Soekarno membentuk Tiga Komando Rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961.
Melalui ISI, Frans membantu pendaratan sukarelawan Indonesia yang diterjunkan ke Mimika.
Baca juga: CARA Tukar Uang TE 2022 secara Online dan Rincian Paket Penukaran dengan Nominal Rp200.000
Hasil Trikora Bebaskan Papua dari Belanda
Hasil utama dari Trikora adalah Perjanjian New York pada tanggal 1 Mei 1963 yang memutuskan wilayah Papua dikembalikan dari Kerajaan Belanda ke Indonesia.
Pemerintah RI kemudian menggunakan nama warisan dari Frans Kaiseipo, yaitu Irian Barat.
Pada tahun 1969, Irian Barat berganti menjadi Irian Jaya, yang kemudian berganti nama menjadi Papua pada tahun 2001.