News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hasil Brand Audit Tunjukkan AMDK sebagai Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Sungai Ciliwung

Penulis: Anniza Kemala
Editor: Bardjan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi audit sampah di sungai.

Namun, para produsen besar dan market leader AMDK tampak masih mengabaikan upaya pemerintah untuk mengurangi sampah plastik dengan  memasarkan produk kemasan ukuran di bawah 1 liter. Bahkan, mereka terang-terangan mengeluarkan produk AMDK botol baru dengan ukuran mini 220 ml.

Sebagai solusi lebih lanjut bagi permasalahan sampah plastik ini, Ujang Solihin menyebut bahwa pada prinsipnya, Peta Jalan KLHK juga mengatur tiga hal yang sifatnya mandatori atau wajib dan dapat mengikat produsen. Yang pertama adalah reduce atau mengurangi timbulan sampah.

Untuk mengurangi timbulan sampah, di dalam aturan juga terdapat beberapa jenis item yang di phase out atau dihentikan. Contohnya adalah pemberhentian pengeluaran produk saset dibawah 50 ml atau 50 gram pada tahun 2029. 

Ia menjelaskan bahwa selain membatasi timbulan sampah dari produk gelas dan botol plastik mereka, produsen juga wajib melakukan daur ulang dan pemanfaatan kembali produk yang sudah digunakan konsumen.

"Peta jalan itu ada tiga hal yang diatur. Reduce, Recycle, dan Reuse. Jika kemasannya dimanfaatkan kembali, botol minuman dari kaca dapat disanitasi dan dipakai lagi,” pungkasnya. 

Sementara itu perwakilan dari Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Idham Arsad, mengungkapkan bahwa pihaknya pun sudah membuat peta konsep untuk mengurangi sampah. Sejauh ini, GAPMMI sudah menyusun hal itu lewat keanggotaannya.

"Produsen mempunyai kewajiban menarik kemasannya sebanyak 30 persen di tahun 2029. Sejauh ini di GAPMMI mungkin sekitar 20 anggota menyusun peta jalan pengurangan sampah," katanya.

Idham melanjutkan, pihaknya sebetulnya sudah memiliki inisiatif terkait pengurangan sampah ini dan sudah mulai dilakukan oleh masing-masing perusahaan. 

"Tapi, di luar itu sebetulnya inisiatif masing-masing perusahan jalan. Mereka sudah lakukan dan kerja sama dengan bank sampah. Banyak juga kerjasama dengan pelapak dan pemulung. Jadi, kalau kita lihat kan ada 4 juta pemulung dan kerja sama dengan asosiasinya IPMI. Kemudian pelapak, industri daur ulang. Itu yang lakukan. Misalnya botol akan kita tarik melalui kerja sama tadi," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini