Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Baidowi mengatakan, partainya masih menjajaki berbagai figur untuk diusung sebagai calon presiden (capres).
Namun, kata pria yang akrab disapa Awiek itu, memang sebaiknya KIB mengusung capres yang berasal dari internal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Ya memang lebih baik begitu (tokoh dari internal), tetapi kita belum terjebak pada figur dan masih terus melakukan penelitian tentang rekam jejak dan kemungkinan untuk bisa memenangkan kontestasi dan bisa merajut kebangsaan indonesia ke depan,” kata Awiek, kepada wartawan, Senin (24/10/2022).
Namun ketika ditanya lebih lanjut, siapakah figur di KIB yang dijagokan PPP, Awiek menjawab banyak tokoh potensial yang bisa diusung.
"Saya kira tokoh kita sangat banyak, tinggal nanti kita pilih salah satu diantaranya. Tentu melalui forum resmi masing-masing partai,“ ujarnya.
Sebelumnya, dalam perayaan HUT Golkar ke-58, seluruh petinggi KIB berkumpul. Satu di antara poin yang disepakati adalah capres dari internal KIB.
Parpol sendiri sudah menyebut beberapa nama, namun dari eksternal koalisi.
"Kalau sekadar nama-nama yang beredar, namanya saja wacana boleh saja," ujar Awiek.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, berdasarkan undang-undang, calon presiden harus didukung partai politik.
"Jadi jelas KIB harus orang yang berkecimpung di parpol," kata Airlangga akhir pekan lalu.
Ketum Golkar Airlangga menuturkan pengusungan capres telah diatur di Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Ia memastikan KIB akan memilih sosok yang tepat untuk ikut berkontestasi di Pemilu 2024.
Baca juga: Sinyal Gabung KIB karena Diyakini Dukung Ganjar, PSI: Kalau ke NasDem, Demokrat, PKS Tidak
Bahkan, menurut Airlangga, perlu ada kartu tanda anggota (KTA) untuk dapat masuk dalam koalisi partai atau diusung oleh gabungan partai.
"Buat apa berpartai, partai itu ada KTA, harus ada KTA-nya kalau mau masuk di KIB pegang KTA-nya dulu," tandas Airlangga.