Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi menegaskan, bahwa kajian Islam Kontemporer di Tunisia mempunyai keistimewaan tersendiri.
Karena, kata Zuhairi, adanya penggabungan antara tradisi dan modernitas.
Apalagi, di Tunisia, tradisi dan modernitas mampu dihadirkan secara obyektif dan rasional dalam kajian kontemporer.
Hal itu disampaikan Zuhairi Misrawi saat kuliah umum tentang Kajian Islam Kontemporer di Tunisia bagi para mahasiswa pascasarjana program doktoral Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta.
Baca juga: Kala Dubes Zuhairi Misrawi Promosikan Islam Nusantara Berkemajuan di Tunisia
"Sebab itu pula, reformasi dan pembaruan pemikiran Islam juga membanjiri kajian Islam kontemporer di Tunisia. Satu lagi, kajian sejarah dan sosiologi juga sangat menonjol dalam studi Islam di Tunisia;" kata Zuhairi, Kamis (17/11/2022).
Cendekiawan Nahdlatul Ulama ini juga menjelaskan perihal moderasi beragama di Tunisia, yang mana setiap agama, denominasi, dan kelompok bisa hidup berdampingan secara damai.
"Agama-agama hidup berdampingan secara damai. Toleransi sangat menonjol dalam dalam pemikiran para ulama. Hal ini juga didukung karena pengaruh tasawuf yang sangat besar dalam keberagamaan warga Tunisia," ujar kader PDI Perjuangan ini.
Lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir menjelaskan bahwa situasi politik Tunisia mutakhir sejak revolusi 2010 dan hubungan bilateral Indonesia-Tunisia yang terus membaik.
Tunisia merupakan satu-satunya negara di kawasan yang mempunyai komitmen pada demokrasi, masyarakat sipil, dan kebebasan media.