TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut sosok Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani yang meminta izin tempur ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melawan para pihak menyerang pemerintah.
Video berisi permintaan Benny tersebut belakangan viral di media sosial.
Diduga video itu diambil di sela-sela Nusantara Bersatu, sebuah acara yang diinisiasi para relawan dan dihadiri Jokowi di Gelora Bung Karno, Sabtu (26/11/2022) lalu.
Dalam video tersebut, terlihat Benny mengatakan kepada Jokowi masih banyak serangan terhadap sang presiden beserta kelompok yang pro terhadap Jokowi.
"Kita ini pemenang Pilpres, kita ini besar, tapi serangan lawan ini masih terus," kata Benny di hadapan Jokowi dikutip Senin (28/11/2022) kemarin.
Ia kemudian menyarankan kepada Jokowi untuk melakukan amplifikasi program-program keberhasilan Jokowi sebagai bentuk meredam perlawanan.
Benny sekaligus menceritakan kepada Jokowi bagaimana suasana diri para relawan yang tidak segan melawan balik pihak yang menyerang Jokowi.
Baca juga: Benny Rhamdani Jelaskan soal Viral Minta Izin Tempur ke Jokowi: Video Itu Tidak Utuh
"Kedua, kita gemes pak ingin melawan mereka. Kalau mau tempur lapangan, kita lebih banyak. Kalau bapak nggak mengizinkan kita tempur di lapangan melawan mereka maka penegakan hukum yang harus..," kata Benny.
Jokowi pun merespons dengan bertanya contoh yang dimaksud.
"Misalnya setiap mereka yang selama ini mencemarkan nama baik, menyerang pemerintah, adu domba, hasut, penyebaran kebencian, semua bisa dijerat dengan hukum. Nah penegakan hukum ini yang harus dilakukan," ujar Benny.
Kiprah Benny Rhamdani
Lahir di Bandung, 3 Maret 1968, sebelum menjabat sebagai Kepala BP2MI, Benny menjadi anggota DPD RI daerah pemilihan Sulawesi Utara (2014-2019).
Beberapa jabatan yang pernah ia pegang di antaranya Wakil Ketua Komite I DPD RI (2014-2017 dan 2017-2017) dan Anggota Badan Sosialisasi MPR (2017-2018).
Benny Rhamdani berlatar belakang seorang aktivis.