Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa Obstruction of Justice atau perintangan penyidikan kasus kematian Brigadir J, Arif Rachman Arifin menghadirkan sejumlah ahli dalam persidangan dirinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Ahli tersebut dihadirkan untuk memberikan keterangan yang dapat meringankan dirinya sebagai terdakwa.
Hari ini, Jumat (20/1/2023) ada empat ahli dari latar belakang berbeda yang dihadirkan.
Satu dari empat ahli yang dihadirkan, ahli Computer Forensik dan Cryptography, Setyadi Yazid.
Dalam kesaksiannya sebagai ahli, Setyadi memberikan keterangan bahwa perbuatan Arif Rachman yang merusak barang bukti, tidak benar-benar membuatnya rusak.
Barang bukti yang dimaksud yaitu laptop Microsoft Surcafe berwarna hitam milik Baiquni Wibowo, mantan anak buahnya.
Di dalam laptop tersebut terdapat rekaman CCTV yang menunjukkan Brigadir J masih hidup saat Ferdy Sambo datang ke Rumah Duren Tiga.
Menurut Setyadi, data-data di dalam laptop yang dipatahkan, masih dapat diakses dengan mengamankan hardisk atau flashdisk yang menempel.
"Itu dikeluarkan dan dibaca dengan komputer lain," ujarnya di dalam persidangan.
Selanjutnya, analisa mesti dilakukan terhadap data-data yang tersimpan di dalamnya.
"Kalau ini (laptop) off, hardisknya langsung kita ambil, langsung kita buat image-nya dulu. Lalu kita akan menganalisa image-nya," kata Setyadi.
Tak hanya soal pengrusakan barang bukti, kubu Arif Rachman juga berdalih dengan ancaman yang diterima dari Ferdy Sambo.
Baca juga: Momen Majelis Hakim Tegur Ahli Kubu Arif Rachman: Jangan Goyangkan Kaki
Dalih itu disampaikan dengan menghadirkan ahli psikiatri forensik, Natalia Widiasih.
Sang ahli pun menjelaskan adanya kemungkinan bahwa keputusan Arif Rachman menuruti perintah Ferdy Sambo karena merasa terancam.
"Atau dia merasa bahwa saat ini yang diancam keluarga. Kalau saya yang diancam tidak apa-apa. Tapi kalau keluarga, dia mungkin safety buat anak dulu nih," ujarnya di dalam persidangan.
Oleh sebab itu, dia menjelaskan perlu adanya penggalian lebih dalam terkait mens rea atau niatan seseorang dalam melakukan tindakan.
"Itu yang harus kita cari. Apa sih yang membuat seseorang ragu untuk menambil suatu keputusan," kata Natalia.