TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo memberikan pujian kepada Partai Gerindra dan Prabowo Subianto.
Pujian tersebut diungkapkan oleh Jokowi pada momen Hari Ulang Tahun ke-15 Gerindra.
Alasan pertama, menurut Qodari, sebagai rasa terima kasih Presiden Jokowi kepada Gerindra karena telah mendukung pemerintahan.
Hal itu kata Qodari, mengingat kontribusi dan dukungan Gerindra yang dinilai besar bagi pemerintah dalam berbagai aspek, terutama ketika menghadapi masa pandemi Covid 19.
“Pak Jokowi merasa sangat terbantu dengan Partai Gerindra dan Pak Prabowo, peran Gerindra itu besar sebagai partai dengan suara tertinggi kedua dan kursi tertinggi nomor 3 di Indonesia," ujar Qodari kepada wartawan, Rabu (8/2/2023).
Menurut Qodari, berkat dukungan Gerindra, jalannya pemerintahan dirasakan sekali manfaatnya oleh Jokowi, terlebih di era pandemi.
"Seandainya Gerindra dan Prabowo berada di luar pemerintahan, tentu jauh lebih sulit bagi Indonesia untuk bisa mengatasi masalah, terutama saat dilanda krisis pandemi Covid-19," ungkapnya.
Presiden Jokowi, menurutnya, senang dengan loyalitas Prabowo dalam mendukung setiap kebijakan pemerintah.
Hal itu tercermin dari sambutan Prabowo yang memuji Jokowi sebagai sosok yang berani mengambil keputusan.
Terutama untuk tidak melakukan penguncian (lockdown) saat datang pandemi Covid-19 pada awal 2020.
"Pak Prabowo semakin salut karena Pak Jokowi berani melawan WHO dan alasan Pak Jokowi tidak mau lockdown total itu kan karena memikirkan kepentingan rakyat kecil yang upah harian," jelasnya.
Alasan kedua, Presiden Jokowi melihat potensi nyata kemenangan Partai Gerindra dan Prabowo Subianto.
Qodari menilai pernyataan Jokowi itu bukan main-main, karena keluar dari seorang yang berpengalaman dalam pemilu dan tidak pernah mengalami kekalahan dalam pemilu, baik dari tingkat daerah hingga nasional.
“Pak Jokowi adalah kandidat yang tidak pernah kalah di pemilu, mulai dari Pilwalko Solo dua kali, Pilgub DKI Jakarta satu kali dan pilpres dua kali,” katanya.
Di sisi yang lain, lanjut Qodari, Jokowi kemungkinan juga realistis bahwa dari sekian nama calon presiden yang muncul pada hari ini dan positif bisa maju hanya Prabowo Subianto.
Selain menjadi pimpinan di Partai Gerindra dengan perolehan kursi yang besar, Prabowo secara pribadi memiliki elektabilitas yang tinggi.
Baca juga: Loyalitas Prabowo ke Jokowi Dinilai Bisa Turunkan Elektabilitas, Gerindra: Masyarakat akan Objektif
“Saya kan sudah sering ngomong yang potensial dan jelas-jelas bisa maju, yang positif bisa maju di Pilpres itu kan sebetulnya Prabowo, karena dia satu-satunya calon yang punya partai dan punya elektabilitas papan atas,” jelas Qodari.
Qodari menyatakan, meskipun punya elektabilitas yang juga tinggi, nama tokoh lainnya seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo belum tentu mendapat tiket dari partai, karena bukan ketua partai.
Sebaliknya, ketua partai seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak memiliki modal elektabilitas yang tinggi.
“Kandidat yang lain ada yang punya partai tetapi tidak punya elektabilitas, ada kandidat yang punya elektabilitas tapi tidak punya partai, satu-satunya yang memenuhi dua syarat itu hanya Prabowo,” tutur Qodari.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyanjung Partai Gerindra dan Prabowo Subianto, pada momen Hari Ulang Tahun ke-15 Gerindra.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengatakan, bahwa Partai Gerindra berpotensi menjadi yang teratas pada Pemilu 2024.
Jokowi juga menyebut elektabilitas Prabowo Subianto juga potensial menjadi yang tertinggi.