"Karena itu kami mendukung penuh pelaksanaan program Island Hackathon ini, dan berharap nantinya akan tercipta solusi kreatif dan inovatif yang bisa mendukung kelestarian alam Indonesia, khususnya dalam manajemen sampah," kata Budi.
Islands Hackathon memberikan kesempatan bagi startup untuk merumuskan model bisnis yang layak secara komersial dan dapat diterapkan pada satu atau beberapa lokasi di Kepulauan Seribu.
Melalui pilot project ini, implementasi inovasi pun diharapkan dapat dialihkan hingga direplikasi agar berkontribusi langsung pada pencapaian SDG 14 yakni Life Below Water dan SDG 12 yakni Responsible Production and Consumption.
Nantinya panel juri akan memilih satu pemenang yang akan mendapatkan pendanaan awal Rp 100.000.000, dan memiliki kesempatan untuk mempresentasikan ide inovatifnya di depan kepala negara di AIS High-Level Meeting.
Delapan startup yang diundang pun akan menghadapi secara langsung permasalahan sampah di Kepulauan Seribu pada 9 hingga 11 Maret mendatang.
Baca juga: Gandeng Warga Kurangi Dampak Negatif, GMP Jabar Hadirkan Bank Sampah di Cirebon
Peserta pun akan mengunjungi tiga representasi pulau berpenduduk di Kepulauan Seribu, serta pulau resort yakni Pulau Kelapa, Pulau Harapan, Pulau Pramuka dan Pulau Putri.
Mewakili Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kemenkomarves Jodi Mahardi, Sora Lokita mengatakan pemerintah yakin kegiatan ini dapat menjadi pendekatan baru yang berdampak positif pada upaya global dalam menjaga alam.
"Saya yakin pendekatan baru ini akan berkontribusi secara efektif pada upaya global yang sedang berlangsung untuk berbagi solusi pembangunan inovatif antara negara kepulauan dan negara kepulauan," kata Sora. (*)