Padahal, unggahan Nadiem tidak ada sangkutpautnya dengan tren wisuda PAUD-SMA.
Dalam kolom komentar tersebut, warganet meminta agar Nadiem menghapus kegiatan wisuda PAUD-SMA.
"Minta tolong pak saya mewakili emak emak yg setiap menjelang kelulusan mengelu biaya wisuda yg mahal, tolong hapus wisuda mulai dari PAUD,,SD,SMP,SMA... Karena biaya nya terlalu berlebihan apalagi pakek acara wisuda di hotel segala,, biarkan wisuda ada di kampus kuliah saja.," tulis @syahrul.aul.
"hapus wisuda disekolah pak buat daftar sekolah aja bingung. hapus korlas2 sekolah yang sering minta sumbangan ini." tulis @allin.rubainur.
Akun lainnya meminta agar acara wisuda hanya untuk mahasiswa.
"Mas menteri mohon di tanggapi... Hapus istilah wisuda/purna wiyata untuk anak TK, SD, SMP, SMA.... Wisuda hnya lulus kuliah aja...... Mohon liat wacana yg berkembang dj masyarakat mas menteri... .bnyk yg gak setuju," tulis @dian_ratna77.
Ditanggapi Gibran dan Walikota Surabaya
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka pun turut mengomentari terkait tren wisuda PAUD-SMA ini.
Ia pun mengaku heran alasan anak kecil juga harus wisuda.
"Do protes to? Cah cilik og yo do wisuda (Pada protes ya? Anak kecil kok ya wisuda,-Red)," ujar Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (15/6/2023).
Baca juga: Ramai Tren Wisuda TK, SD, SMP, dan SMA, Nadiem Makarim Diminta Hapuskan hingga Tanggapan Gibran
Meski demikian, Gibran menyerahkan persoalan itu kepada masing-masing sekolah dan juga orang tua.
Apabila acara wisuda tetap dilakukan dengan persetujuan orang tua, menurut Gibran, acaranya pun juga tidak harus digelar di hotel.
"Ya sak-sak e (ya terserah,-Red). Ya kalau orang tuanya nggak protes yo rapopo tapi nggak harus di hotel," tambah putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
Berbeda dengan Gibran, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan tidak boleh adanya wisuda.