Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Kementerian Kesehatan menunjukkan angka obesitas pada anak naik hingga 10 persen dalam empat dekade.
United Nations Children’s Fund (Unicef) memaparkan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang buruk menjadi pemicu tingginya kasus obesitas.
Terkait hal ini Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM. Rita Endang, Apt, M.Kes soroti makanan instan yang tidak boleh dikonsumsi terus-menerus.
"Sekali lagi makanan instan tidak selalu jelek. Namun menjadi penting harus menggunakan gizi seimbang. Jadi tidak boleh terus menerus," ungkapnya pada siaran FMB9ID_IKP soal Bahaya Pada Obesitas Dini, Apa Solusinya, Senin (24/7/2023).
Baca juga: Kasus Obesitas Meningkat, BPOM Wajibkan Seluruh Makanan dan Minuman Cantumkan Nilai Gizi
Oleh karenanya, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi.
Harus lebih banyak konsumsi makanan yang lebih segar.
Di antaranya seperti buah, sayur, dan konsumsi air putih, harus jauh lebih banyak.
Lebih lanjut Rita Endang anjurkan untuk tidak lupa melihat informasi nilai gizi pada makanan dan minuman dalam kemasan.
"Jangan lupa harus melihat informasi nilai gizi. Berapa sih energinya. Yang penting lihat lagi gula, garam, lemak jenuh, jangan lupa, harus dibaca," kata Rita lagi.
Dengan begitu orangtua bisa membandingkan dengan kemasanyang lain.
"Kalau sudah paham gizi seimbang, makanan harus bervariasi. Harus lebih banyak makanan segar, lihat gula lebih sedikit atau garam lebih sedikit. Kan kita tahu kondisi anak kita," pungkasnya.