"Kami telah menugaskan Perum Bulog untuk mempersiapkan penyaluran bantuan pangan beras bulan Oktober, November, dan Desember 2023," kata Arief di Jakarta, Selasa (25/7/2023), dikutip dari Kompas.com.
Bansos beras 30 kg, lanjut Arief, merupakan upaya pengendalian inflasi pangan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024.
"Nantinya bantuan ini dapat menjadi bantalan sosial bagi masyakat berpendapatan rendah untuk menjaga daya beli dan upaya pengendalian inflasi pangan, di mana kita akan menghadapi momentum Natal 2023 dan Tahun Baru 2024," ucapnya.
Ia menerangkan, tambahan bansos beras 30 kg sesuai hasil keputusan rapat terbatas (ratas) tentang Peningkatan Produksi dan Hilirisasi Produk Pangan tanggal 10 Juli 2023.
Dalam ratas itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannnya untuk melanjutkan program penyaluran bantuan pangan beras berdasarkan usulan Badan Pangan Nasional.
Bantuan tersebut bersumber dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.
Arief mengatakan penyaluran bantuan pangan di akhir 2023 akan memberikan dampak positif terhadap penguatan daya beli masyarakat dan pengendalian inflasi.
Pemerintah mewaspadai potensi kenaikan permintaan (demand) bahan pangan pada periode Natal dan Tahun Baru 2024.
Kenaikan tersebut harus diantisipasi agar tidak berdampak pada lonjakan harga pangan.
Arief juga mengatakan, pihaknya akan terus memacu Perum Bulog untuk terus melakukan penyerapan beras guna menambah stok melalui pengadaan dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kendati demikian, ia menegaskan prioritas pengadaan beras berasal dari produksi dalam negeri.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Yohanes Listyo)