Sistem tersebut menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) yang memanjang di Laut Cina Selatan, Filipina, dan Laut Sulu.
Siklon tropis tersebut membentuk daerah konvergensi dan pertemuan angin (Konfluensi) yang memanjang dari Laut Cina Selatan hingga Samudra Pasifik Timur Filipina.
Bibit Siklon Tropis 91 w terpantau berada di Samudra Pasifik Utara Papua dengan kecepatan angin maksimum 20 knots dan tekanan udara minimum 1008 hPa.
Pergerakan siklon tropis dalam 24 jam kedepan bergerak ke arah Utara Barat Laut.
Diperkirakan intensitas Siklon Tropis tersebut meningkat dalam 24 jam kedepan.
Siklon tropis tersebut membentuk daerah konvergensi dan pertemuan angin (Konfluensi) yang memanjang di Samudra Pasifik Timur Laut Papua.
Intrusi udara kering/dry intrusion dari BBS melintasi dari Samudra Hindia Selatan Jawa hingga Barat Daya Sumatra, yang mampu mengangkat uap air basah di depan muka intrusi menjadi lebih hangat dan lembab yaitu di Samudra Hindia Selatan Jawa Peningkatan Kecepatan Angin Permukaan > 25 knot terpantau di Filipina, di Samudra Pasifik Timur Filipina, di Laut Banda, dari Laut Natuna hingga Laut Cina Selatan, di Laut Andaman, dan dari Samudra Hindia Selatan Jawa hingga Barat Daya Lampung.
Kondisi ini mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah perairan sekitarnya.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)