Sejatinya, deadline dari para ulama itu diberikan kepada Prabowo dan Cak Imin itu kata dia, sebelum Hari Raya Idul Fitri lalu.
Namun hingga kini, nama tersebut belum juga diumumkan.
Saat ditemui di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023), Jazilul Fawaid mencurigai adanya invisible hand (tangan tersembunyi) yang membuat Cak Imin tak kunjung ditunjuk menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Jazilul mengkhawatirkan invisible hand yang turut ikut campur agar Cak Imin tak ditunjuk menjadi cawapres dari Prabowo.
Akan tetapi dia mengaku tidak mengetahui secara pasti sosok tersebut.
"Mungkin ada invisible hand. Ada tangan-tangan gaib yang ikut mengatur. Enggak tahu saya apakah itu oligarki atau apa, enggak tahu saya," ujar Jazilul.
Disinggung nama Presiden Jokowi yang diduga turut campur penentuan cawapres Prabowo.
Dia enggan membenarkan anggapan tersebut.
Jazilul mengatakan PKB tetap fokus mendorong Cak Imin menjadi cawapres Prabowo. Meskipun, baru-baru ini mencuat duet Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.
Jazilul pun optimistis Cak Imin yang akan ditunjuk sebagai cawapres Prabowo.
"Optimis, 99,9 persen optimis," jelas Jazilul.
Di sisi lain, Jazilul enggan berspekulasi jika memang nantinya keputusannya Cak Imin tidak ditunjuk menjadi cawapres Prabowo.
Dia bilang Cak Imin tetap didorong PKB untuk maju baik sebagai capres maupun cawapres.
"Ya nanti kalau pada hari H-nya misalkan terjadi sesuatu yang mungkin berbeda, ya saya enggak tahu apa yang akan diambil sikapnya," jelasnya.
Demokrat Ancam Keluar Koalisi?