TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa yang paling loyal pasang badan membela Jokowi ketika sang presiden disebut bajing*an tolo* oleh pengamat politik Rocky Gerung?
Tentu barisan relawan Jokowi bisa dibilang yang paling terdepan. Tak hanya menangkis, mereka juga bergerak cepat melaporkan dugaan penghinaan Rocky Gerung itu ke Polda Metro Jaya.
Lalu, bagaimana dengan para parpol pendukung Jokowi?
Ini cukup menarik, lantaran menjelang Pilpres 2024, Jokowi dilihat publik bukan lagi hanya "milik" PDIP.
Kedekatan Jokowi dengan Prabowo yang terbangun beberapa waktu terakhir juga dilihat sebagai kedekatan sang presiden dengan Gerindra.
Prabowo dan Partai Gerindranya secara lugas dan berulang-ulang memuji Jokowi dan berjanji untuk melanjutkan program mantan Wali Kota Solo itu, jika mereka memenangkan Pemilu 2024.
Oleh beberapa pengamat, fenomena yang terjadi pada hari ini dinilai sebagai "berebut" pengaruh Jokowi.
Prabowo dan Gerindra di satu sisi, dan PDIP beserta Ganjar Pranowo-nya di sisi lain.
Mereka, kata sejumlah pengamat, seakan sama-sama ingin menunjukkan didukung oleh Jokowi di Pilpres 2024.
Ketika Jokowi mendapat serangan dari Rocky Gerung, muncul pertanyaan, siapa yang paling pasang badan membela Jokowi: PDIP atau Gerindra?
Masing-masing pihak tentu memiliki argumentasi sendiri. Namun berikut kami rangkumkan langkah maupun pernyataan dari kedua Kubu terkait polemik pernyataan Rocky Gerung.
PDIP
PDIP langsung bergerak cepat. Para kader partai berlambang banteng itu langsung merespons pernyataan Rocky Gerung.
Aria Bima, misalnya, menilai apa yang dikatakan Rocky Gerung terhadap Presiden Jokowi adalah bentuk ujaran caci maki dan kebencian. Bukan lagi kritik yang membangun.
"Ini sudah bukan lagi kritik. Diksi yang digunakannya tidak menumbuhkan kesadaran masyarakat. Dia lebih mencaci maki, bukan sekadar koreksi," katanya.