Apa yang akan disiapkan untuk menyambut anak-anak berprestasi ini?
"Saya cuma ingin memeluk dan menciumnya saja, karena pas menang saya hanya bisa menyaksikan dari sini, tidak ikut ke Korea," ujar Bunda Ika lagi.
Robot Pendeteksi Dini Longsor Antarkan MTS 1 Tangsel Juara
Fawaaz Amaar Abdul Mughni, Razin Anandri Firdaus, dan Muhammad Garibaldi Aziz membuat alat yang disebut LEWS (Landslide Early Warning System).
Alat tersebut dapat mendeteksi longsor, dengan adanya sirene jika ada longsor kecil (awal) serta beberapa lampu menyala merah sebagai peringatan bahaya.
Jika ada longsor lanjutan maka bunyi sirene semakin keras, dan ada palang portal di jalan yang tertutup supaya mobil atau orang tidak melewati daerah longsor.
Dengan adanya peringatan deteksi awal makan akan mencegah jatuhnya korban jiwa dan harta.
Selain medali emas, kontingen MTSN 1 Tangsel yang dampingi guru pembimbingnya yaitu Ir. Imam Sucipto, M.Pd, juga meraih juara 3 kategori Humanoid.
Lomba robotik internasional tersebut diikuti oleh sekitar 20 negara dan lebih dari seribuan peserta.
Negara yang ikut di antaranya adalah Malaysia, Thailand, Brasil, Meksiko, Aljazair, Kolombia, Laos, China, Israel, Mongolia dan tuan rumah Korea Selatan.
Baca juga: PWNU DKI Jakarta Gunakan Teleskop Robotik untuk Pantau Hilal
Dari Indonesia sendiri ada puluhan tim sekolah yang ikut serta, baik dari Jakarta, Malang, Probolinggo, Pasuruan, juga termasuk Banten.
Ada beberapa kategor pada ajang kompetisi ini, seperti creative design, yaitu merancang robot yang bisa membantu atau mempermudah kerja manusia (helping people).
Juga kategori Push-push yaitu semacam robot sumo yang diprogram secara autonomos dan mereka akan saling mengalahkan.
Lalu kategori Save the forest, yaitu robot yang dirancang dengan misi penyelamatan hutan.
Serta kategori Humanoid yaitu robot yang berbentuk manusia, dengan tantangan harus bisa menyelesaikan misi yang sudah ditentukan dengan decoding atau dipogram sesuai dengan tantangan yang diberikan.
(Tribunnews.com/Anita/KompasTv)