TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Perkembangan Artificial Intelligence (AI) saat ini selain dikhawatirkan memberikan tantangan, namun di satu sisi juga dapat memberikan peluang.
Salah satunya pemanfaatan AI di ruang penyiaran kantor berita atau newsroom.
AI Media Development tvOne.AI, Apni Jaya Putra menjelaskan jika AI ini jangan dianggap sebagai ancaman melainkan sebuah peluang dalam pengembangan pemanfaatan teknologi, khususnya di ruang penyiaran newsroom.
Meski saat ini Apni juga menyadari bahwa banyak berita-berita yang bersifat fake news dapat dibuat oleh AI.
Ia mencontohkan adanya berita fake news mengenai munculnya Presiden Amerika Serikat Joe Biden di tengah-tengah sebuah kerusuhan massa.
“Yang mengejutkan kita semua dengan kemunculan mesin-mesin AI adalah hari ini kita sulit membedakan antara fakta dan fake news.
Baca juga: Ridwan Kamil Jadi Keynote Speaker di IDC AMSI, Bicara Teknologi AI hingga Wejangan ke Pemilih Muda
Contohnya kerusuhan di Perancis tapi Joe Biden ada di tengah kerusuhan. Sesuatu yang sempat kita percayai itu, sebetulnya itu adalah fake news yang dibuat AI. Ini yang kita khawatirkan ke depan,” kata Apni pada sesi Master Class dalam acara Indonesia Digital Conference 2023 di Hotel El Royale, Bandung, Jawa Barat, , Rabu (23/8/2023).
Untuk itu, kata ia, pihaknya mencoba memanfaatkan perkembangan AI untuk tvOne.AI untuk mengendalikan antara fakta dan fake news.
Apni menegaskan, di tvOne.AI ini ia menggunakan presenter avatar yang menyerupai presenter asli.
“Mengapa Tv One masuk ke AI? Itu karena saat ini banyaknya fake news dan deep fake. Dengan adanya media mainstream yang memiliki disiplin verifikasi yang ketat, menjadi penyeimbangnya. Dengan cara itulah media mainstream bisa memberikan berita yang benar (fakta),” kata dia.
Selain itu, lanjut Apni, pemanfaatan teknologi AI ini sangat diterima dengan kebiasaan masyarakat saat ini dalam mengkonsumsi sebuah suguhan informasi.
“Saya katakan teknologi AI ini sudah menemui eranya sekarang. Saat ini perkembangan key technology generasi Z yang Sukanya avatar,” tuturnya.
Apni juga menjelaskan teknologi AI dapat membuat human digital presenter, melakukan cloning sintesa suara, mengganti tampilan presenter hanya dengan teks bahkan di Amerika saat ini sudah ada radio GPT yang menggunakan teknologi AI ini.
“Saya selalu bilang ke presenter, kalua kemampuan presenter hanya bisa membaca berita, maka tidak dimungkiri 2 atau 3 tahun ke depan lagi akan tergantikan AI. Makanya, saya selalu mendorong presenter untuk meningkatkan kemampuannya agar tidak tergilas AI,” ucapnya.