News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Hanya Pusat Pemerintahan, IKN Juga akan Dikembangkan Jadi Tempat Wisata

Penulis: Dodi Esvandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Goa Tapak Raja di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Goa Tapak Raja menjadi salah satu kawasan wisata yang akan dikembangkan di sekitar Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan memindahkan pusat pemerintahan negara dari DKI Jakarta ke Ibu Kota Negara Nusantara (IKN).

Pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN itu akan dimulai pada tahun depan.

Saat ini proses pembangunan IKN di Provinsi Kalimantan Timur itu terus dikebut.

Tapi bukan hanya akan menjadi ibu kota negara, badan otorita IKN juga akan mengembangkan Nusantara sebagai tempat tujuan wisata.

Direktur Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Badan Otorita IKN, Muhsin Palinrungi menyebut Provinsi Kalimantan Timur memiliki beberapa destinasi wisata yang dapat dikembangkan untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di IKN Nusantara.

“Di IKN, bicara pariwisata yang ada di kawasan pengembangan ini baru ada sekitar lima atau empat destinasi wisata yang potensial kita kembangkan,” ujar Muhsin pada acara NETAS (Nemuin Komunitas) bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Titik Nol Nusantara, Kalimantan Timur, Selasa (3/10/2023).

Baca juga: Profil I Nyoman Nuarta, Seniman Pendesain Istana Negara IKN yang Ditemui Ganjar Pranowo di Bandung

Muhsin kemudian membeberkan beberapa destinasi wisata di sekitar IKN yang memiliki potensi untuk dikembangkan, di antaranya Goa Tapak Raja, kawasan mangrove Mentawir, Gunung Parung, air terjun Tembinus, serta bukit Bengkirai.

Destinasi wisata Goa Tapak Raja yang ditemukan oleh pendatang pada 1983 itu berada sekitar 30 kilometer dari Titik Nol IKN.

Tempat ini memiliki potensi edukasi wisata (eduwisata).

Kemudian kawasan mangrove Mentawir yang memiliki luas total kawasan sekitar 2.300 hektare dan 300 hektare dari total luas-an itu bisa dimanfaatkan sebagai ekowisata mangrove.

Di kawasan ini, pengunjung dapat menikmati beragam produk dari mangrove berupa kopi mangrove, jus mangrove serta pupur atau bedak yang diproduksi oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

Baca juga: Sambangi Nyoman Nuarta Gallery di Bandung, Ganjar Takjub Lihat Desain Istana Negara IKN

Lokasi lain yang juga berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata adalah Gunung Parung.

Lokasi ini menyajikan keasrian hutan yang masih terjaga.

Kemudian yang terakhir adalah Bukit Bangkirai yang juga memiliki keindahan hutan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini