Sebagaimana dirasakan oleh sutradara dan para aktor, pendekatan ini memungkinkan proses yang sangat terbuka dengan berbagai strategi dan metode, juga menghasilkan karya artistik yang sarat komunikasi lintas bahasa dan budaya.
Sutradara Theatre Company shelf, Yasuhito Yano, menjelaskan kesannya tentang kolaborasi ini, “Kami berbicara dalam bahasa yang berbeda, memiliki agama yang berbeda, dan latar belakang budaya yang berbeda. Terkadang, bahkan sesama orang Jepang pun, kami perlu berbicara secara hati-hati satu per satu untuk memastikan kita saling mengerti. Namun, itulah yang membuat kerja sama ini menarik. Terutama, kerja sama antara individu yang berbeda dalam bahasa, agama, dan budaya. Dan yang lebih penting, hidup bersama adalah tentang mengakui bahwa kita berbeda secara mendasar, memahami perbedaan itu, dan akhirnya menerima perbedaan tersebut.”
Linimasa Kolaborasi Crossing Text
2019-2020: Membangun kolaborasi berbasis crossing text
Juli 2020, menjadi titimangsa awal kerja kolaborasi yang dilakukan Laboratorium Teater Ciputat (LTC) dan Theatre Company shelf, Jepang (TCs).
Keduanya berkomitmen untuk menciptakan karya kolaborasi berdasarkan dua naskah utama yang dipilih sebagai dasar penciptaan, yaitu Rintrik karya Danarto (dari Indonesia) dan Sotoba Komachi karya Yukio Mishima (dari Jepang).
Oktober 2020, TCs pentas perdana “Rintrik” karya Danarto di Tokyo.
Selanjutnya, LTC dan TCs menyelenggarakan International Symposium #1 Crossing Text secara daring, untuk memperdalam dan memperkaya kajian atas kedua teks, Rintrik dan Sotoba Komachi.
November 2020, LTC menyadur bebas naskah Sotoba Komachi dan mementaskannya di Studio Hanafi, Indonesia.
Keduanya mengunggah hasil pertunjukan masing-masing di kanal Youtube. Setelah itu, LTC dan TCs mempresentasikan dokumentasi video pertunjukan masing-masing dan melakukan pembacaan kritis
2021: Membangun pelatihan keaktoran secara daring melalui crossing text method
Januari – Agustus 2021, pelatihan bersama dalam moda daring disusun oleh kedua sutradara, Bambang Prihadi dan Yasuhito Yano, dengan frekuensi satu kali dalam dua minggu.
Materi pelatihan disusun dalam semangat partisipasi. Pelatihan daring ini berpijak pada tema Mystery and Mystical.
Dari sini kedua sutradara menurunkan beberapa kata kunci antara lain perempuan tua, kematian, cinta, rasionalitas, kesepian, spiritualitas, kehilangan, keberjarakan, penyesalan dan kegagalan.
Kata kunci kegagalan kemudian disepakati menjadi kata kunci utama. Menimbang kedua tokoh perempuan mengalami kegagalan dalam aspek sosial yang dapat dilihat dari biografi keduanya, menunjukkan adanya permasalahan interaksi, komunikasi maupun kegagalan moralitas yang dihadapi oleh masyarakatnya.