Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Sekretariat Perusahaan Permodalan Nasional Madani (PNM) L. Dodot Patria Ary menegaskan pihaknya memiliki komitmen yang sama terhadap semakin membaiknya kualitas hidup dari nasabah disabilitas.
Dia juga memastikan, tak akan membedakan mereka yang normal dan mereka yang memiliki keterbatasan.
Dodot juga bersekapat bahwa nasabah perusahannya yang memiliki keterbatasan, mereka justru punya keunggulan salah satunya tanggung jawab yang besar.
“Justru karena mereka merasa memiliki kekurangan, mereka punya tanggung jawab yang besar terhadap amanah pembiayaan yang mereka terima. Semua nasabah disabilitas ternyata adalah nasabah yang sangat lancar dalam pemenuhan kewajibannya,” kata Dodot, Kamis (7/12/2023).
Hal itu disampaikan Dodot dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Sedunia pada 3 Desember 2023, lalu.
Dia kemudian mengulas sosok Evi Riskiyana (31), nasabah disabilitas PNM Mekaar dari Aceh ini punya pesan luar biasa untuk seluruh masyarakat Indonesia, mewakili teman-teman disabilitas lainnya.
Memulai perjalanan hidup yang tidak mulus, Evi tidak pantang menyerah. Terlahir dengan kondisi tubuh yang dapat dikatakan berbeda dengan yang lain, tidak menghentikan Evi untuk selalu berprestasi.
Dia justru berhasil mengikuti Pekan Paralimpiade Nasional (Perpanas) yang merupakan kompetisi beberapa cabang olahraga bagi atlet penyandang disabilitas.
Bergabung dengan PNM Mekaar juga mendorong usahanya dalam berdagang Mie Aceh. Usahanya ini membawa berkah rezeki untuk membantu perekonomian keluarganya.
“Banyak orang di lingkungan saya yang mem-bully pada awalnya, kebanyakan dari mereka memandang aneh kok saya punya keterbatasan tapi berprestasi sampai bisa ajak ibu pergi ke luar kota dari uang hasil jerih payah sendiri,” ungkap Evi.
Banyaknya tekanan sosial dari berbagai arah justru membentuk pribadinya semakin kuat.
Baginya, punya keterbatasan bukan berarti lemah. Jika ia diam saja dan menerima perlakuan yang kurang baik, itu semakin memperlihatkan bahwa dirinya lemah.
Tidak cuma bicara soal upayanya menghadapi lingkungan yang kurang mendukung, dirinya berkesempatan untuk menemui Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang.
Evi menyampaikan pandangannya yang cukup kritis soal komunitas disabilitas.
“Sebetulnya tidak semua orang paham apa yang kami butuhkan dan semangat kami untuk tetap hidup karena sudah dipandang sebelah mata, tetapi kita ini kuat dan tidak harus dianggap lemah,” ujarnya.
Baca juga: Pendampingan Dinilai Menjadi Solusi Terkait Kredit Macet Pelaku UMKM
Evi terus bertumbuh tentu memiliki banyak kawan yang sangat supportive dan memberikan semangat baginya untuk terus melangkah ke depan.
“Kekurangan bukanlah hambatan, ada satu kekurangan yang kita punya tetapi bisa 10 bahkan lebih banyak lagi kelebihan yang kita bisa miliki, dan kekurangan itu bukan berarti kita tidak bahagia,” pungkas Evi.