"Tiap kali saya ke pesantren, nyai-nyai sudah masak dan terpaksa makan, waduh, padahal saya harus ke tiga pesantren lain. Jadi, makan, makan, makan," ungkap Prabowo.
"Di pesantren kalau kita makan, ditungguin, dilihatin, dimakan nggak nih, walaupun sudah kenyang (tetap) makan," candanya.
Kemudian, Prabowo melontarkan candaan menanggapi adat menjamu makanan tersebut.
Ia takut jika dirinya tidak mengiyakan makan, ke depannya dia tidak bakal diterima kembali untuk sowan atau berkunjung.
"Jangan sampai nanti nggak diterima di pesantren ini, kan gitu. Ini musim politik, tapi saya di sini tidak boleh bicara sebagai capres," kata Prabowo disambut tepuk tangan.
Ia menegaskan, kehadirannya di sarasehan tersebut tidak bermaksud mencari dukungan dari para keluarga santri Indonesia, tapi hanya untuk menyampaikan ilmu mengenai kemandirian pesantren dan bela negara.
"Saya mau tegas di sini ya, saya tidak minta dukungan dari bapak dan ibu," ucapnya.
Prabowo mengaku dirinya selalu mendukung kemajuan pesantren.
Pesantren yang kuat dan mandiri akan menghasilkan pendidikan bermutu untuk santrinya.
"Pesantren-pesantren kita juga harus kuat, juga harus mandiri, juga tidak boleh nanti bergantung pada orang lain," ujar Prabowo.
"Cita-cita kita, pesantren itu bisa kuat dan mandiri sehingga bisa menghasilkan pendidikan yang baik untuk santri-santrinya," sambungnya.
Prabowo optimis cita-cita tersebut dapat tercapai. Sebab menurutnya, Indonesia memiliki segala sumber daya untuk mewujudkan impian tersebut. Ia pun membuka diri apabila perwakilan pesantren ingin diskusi lebih lanjut dengannya.
"Saya yakin kita bisa mencapai itu, karena semuanya sudah ada, tinggal bagaimana kita menjaga dan mengelolanya," jelas Prabowo.
"Saya siap untuk waktu yang akan datang kalau ingin diskusi lebih rinci dengan saya," lanjutnya.