Perannya dalam mengelola kebijakan fiskal dan menangani dampak krisis global 2008 membuatnya diakui secara internasional.
Namun, keputusannya untuk menyelamatkan sektor perbankan melalui penyertaan modal kepada bank-bank terkemuka mendapat kritik di tingkat nasional.
Sri Mulyani kemudian kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Maju (era Presiden Jokowi) pada tahun 2016 dan terus menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menanggapi pandemi global COVID-19.
Kebijakan stimulus ekonomi dan bantuan sosial yang diinisiasi olehnya menjadi langkah kritis dalam mendukung masyarakat dan menghidupkan kembali perekonomian nasional.
Ia juga diganjar berbagai penghargaan di dunia keuangan, termasuk penghargaan "Best Minister in the World" oleh The Annual Meetings of the Boards of Governors of the World Bank Group dan International Monetary Fund (IMF) pada tahun 2006.
2. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
Salah satu jajaran Menteri yang tidak berubah dari Kabinet Kerja 2014-2019 hingga periode dua saat ini adalah Basuki Hadimuljono.
Ia dipercaya untuk menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Basuki dikenal sebagai sosok yang gemar bercanda dan menteri paling nyentrik. Meskipun demikian, Basuki merupakan menteri profesional yang sejak awal karirnya berkiprah di Kementerian PUPR.
Sebelum menjadi Menteri, ia hampir 40 tahun berkiprah di Kementerian PUPR, Basuki telah tiga kali menjabat sebagai pejabat Eselon I, sebelum kemudian ditunjuk menjadi menteri pada Kabinet Kerja.
Pria kelahiran Solo 5 November 1954 ini adalah lulusan Teknik Geologi UGM.
Setelah lulus di UGM, ia memutuskan untuk berkarier sebagai PNS. Ia kemudian meneruskan pendidikan magister dan doctoral di Colorado University pada 1987-1992.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia memutuskan kembali ke Indonesia dan kala itu Basuki menjadi satu-satunya pegawai Kementerian PU lulusan S3.
Kariernya pun perlahan pasti menanjak hingga akhirnya menjadi dirjen pada usia 49 tahun.