"Dan sudah eksis di beberapa daerah yang alhamdulilah pimpinan NU sebelumnya sudah berusaha mendirikan, sekarang tinggal ngopeni, membesarkan dan menambah jika masih dibutuhkan untuk keilmuan yang terus berkembang," ujarnya.
“Untuk hal kesehatan betapapun belum banyak dengan nama yang berbeda-beda sudah ratusan rumah sakit yang menurut saya sektor kesehatan ini hari ini yang harus dikembangkan karena masih banyak kebutuhan rumah sakit yang dengan ke khasannya masih di butuhkan," katanya,
Dia berharap pengurus PBNU hari ini menjadikan sektor kesehatan menjadi program utama.
"Karena pengurus sebelum nya sudah berusaha untuk sektor pendidikan yang utama, sekarang tinggal sektor kesehatan dan ekonomi yang perlu jadi prioritas,” jelasnya.
Keempat, politik yang dianut dan di kembangkan dan terus di jaga oleh NU adalah politik kebangsaan yang intinya adalah menjaga, merawat, dan terus memperkuat negara kesepakatan (konsesus) yang dihasilkan dari musyawarah mufakat yang NU menyebutnya Almu'ahadah Alwathoniyah, atau organisasi lain, MUI menyebut Darul mitsaq, atau Muhammadiyah menyebut Darul 'Ahdi Wasyahadah,
"Sebuah negara yang berdasarkan Pancasila, yang nilai-nilai nya compatible dengan ajaran agama yang kita anut," katanya.
Kiai Masyudi Syuhud juga membeberkan bahwa politik kebangsaan NU adalah untuk memastikan empat hal dasar dalam negara demokrasi.
Yang pertama, berjalannya seluruh proses pengambilan kebijakan politik dengan nusyawarah.
Kedua, tanggung jawab kemaslahatan individu.
Ketiga, dan kemaslahatan publik (umum) dalam hak-hak dan persamaan hak di antara manusia.
Keempat, bantu membantu, gotong royong, solidaritas dari semua sekte dan golongan untuk menyatukan dan membangun bangsa, bukan politik partisan, sehingga rumah besar NU ini merupakan rumah kader bangsa yang bisa menghasilkan pimpinan pimpinan bangsa, dari executive, legislatif, dan yudikatif serta para ahli dan praktisi yang datangnya dari Kader NU.
Oleh karena itu dia berharap DPR, DPRD, DPD, RT, RW, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, Menteri, Capres Cawapres, dan praktisi, ahli , pelaku bisnis yang merupakan kader NU mestinya tugas utama untuk mempersiapkan pengkaderannya.
"Jadi partai bisa beda, pilihan bisa beda, namun yang jadi tetap NU," katanya.
Poin kelima, Kiai Marsudi mengatakan soal budaya kumpal-kumpul dimana budaya ini telah berjalan dari sebelum berdiri-nya NU itu sendiri.