Namun, dengan ada klaim Airlangga bahwa Jokowi dan Gibran sudah menjadi keluarga Golkar, dia pun mempertanyakan kepentingan apa lagi yang dicari partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Sebelum pemilu kemarin, memang Golkar butuh Jokowi dan berlindung pada Jokowi. Tetapi apakah sekarang masih juga tingkat kepentingannya sama?" katanya.
Sementara saat ditanya kepentingan apa yang dimaksud olehnya, Andreas enggan menjelaskannya.
Dia justru meminta agar ditanya saja ke Jokowi terkait kepentingan yang dimaksud.
"Tanya ke Jokowi saja," kata Andreas singkat.
Sementara Guntur Romli meminta Jokowi agar mundur sebagai kader PDIP secara terbuka.
Senada, jawaban sosok yang karib disapa Gus Romli ini terkait klaim Airlangga menganggap Jokowi dan putranya sudah menjadi keluarga Golkar.
Dia juga berharap pengumuman mundurnya Jokowi dari PDIP dilakukan secara terbuka.
Gus Romli menegaskan jika hal tersebut tidak dilakukan, maka sudah tidak relevan lagi membicarakan etika dengan Jokowi
"Ditunggu secara gentle pernyataan dari Pak Jokowi dan Gibran, kemudian gentle untuk datang ke DPP dan mundur dari PDI Perjuangan, pamit baik-baik, jangan seperti kacang lupa kulit, atau ingatlah pepatah kita 'datang tampak muka, pulang tampak punggung' atau sudah tidak relevan lagi bicara soal etika dengan Pak Jokowi dan Gibran?" tegasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)