Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suara sirine ambulans meraung-raung sesaat sebelum jenazah Suprayogi, guru SMK Lingga Kencana Depok korban kecelakaan maut di Ciater Subang tiba di rumah duka di Gang Sama 5/3 Saifa Manan Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kota Depok, Minggu (12/5/2024) siang.
Suara sirine yang bersahut-sahutan tersebut pun membuat sebagian warga di sekitar rumah duka hening.
Kalimat tahlil para warga dan keluarga memecah keheningan tersebut.
Melintasi gang sempit, sejumlah warga dan keluarga pun mengantarkan jenazah tersebut ke rumah duka untuk didoakan.
Tampak anak-anak dan cucu-cucu dari Suprayogi telah menunggu di kediaman.
Baca juga: Kesaksian Siswi SMK Lingga Kencana yang Beda Bus Soal Kecelakaan di Subang, Ada Telepon Minta Tolong
Perwakilan keluarga mengajak keluarga dan kerabat yang hadir di rumah duka untuk mengikhlaskan kepergian ayah dari tiga anak dan kakek dari tiga cucu tersebut.
Kalimat tahlil, doa-doa, dan bacaan ayat-ayat suci Alquran bercampur dengan suara isak tangis warga dan keluarga.
Kalimat tahlil kemudian mengiringi jenazah Suprayogi saat dibawa ke Masjid Jami Nurul Muttaqin.
Di hadapan mimbar, seorang warga kemudian mengungkapkan sosok Suprayogi semasa hidup.
Baginya, Suprayogi adalah sosok yang banyak berjasa bagi masyarakat.
Baca juga: Tangis Adik Kenang Jasa Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana Depok Korban Tewas Kecelakaan Maut Subang
Suprayogi, kata warga itu, semasa hidupnya kerap mengajak masyarakat untuk membuat kegiatan-kegiatan positif baik di bidang kemasyarakatan, olahraga, hingga kesenian.
Tokoh masyarakat itu pun mengajak warga untuk memaafkan apabila ada kesalahan maupun menyelesaikan utang piutang Suprayogi semasa hidup kepada keluarga.
"Tapi setahu saya tidak ada (utang) karena semasa beliau hidup, kalau diminta iuran untuk kegiatan keagamaan atau masjid, beliau selalu ikut," kata tokoh tersebut.