Ia mengatakan operasi tersebut berakhir sukses.
Seluruh personel yang terlibat dalam misi tersebut, kata dia, kembali dengan selamat ke Indonesia.
"Ini merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga Indonesia di tengah kancah perang kita bisa aie drop di atas tempat saudara-saudara kita yang membutuhkan. Alhamdulillah, kiriman kita bisa berguna bagi saudara-saudara kita yang ada di Palestina," kata dia.
Agus sebelumnya menjelaskan misi pengiriman bantuan kemanusiaan pertama ke Palestina oleh TNI dilakukan menggunakan dua pesawat Hercules C-130 TNI Angkatan Udara melalui Bandara El Arish Mesir pada tanggal 4 sampai 8 November 2023.
Pada saat itu, kata dia, ia menjabat sebagai KSAD.
Berdasarkan data yang ditampilkan Agus, operasi tersebut memakan waktu 10 hari.
Jumlah bantuan yang dikirimkan dalam misi tersebut sebanyak 26 ton kebutuhan kritis yang terdiri dari makanan, obat-obatan, woman sanitary, dan pampers.
Personel yang terlibat dalam misi tersebut 44 Personel yang terdiri dari satu personel mission commander, satu personel deputy mission, 34 kru
Hercules C-130 TNI AU, 6 personel pengamanan, dan dua personel penerangan.
"Waktu itu saya bersama para ulama, Ustaz Adi (Hidayat), dan Baznas yang terlibat di situ dan beberapa ulama lainnya. Total bantuan yang dikirimkan adalah 26 ton makanan, obat-obatan, perlengkapan, kebutuhan wanita, dan pampers untuk balita," kata dia.
Baca juga: Personel TNI akan Dikirim ke Gaza Palestina untuk Misi Kemanusiaan, Apa Saja Kemampuan yang Dimiliki
Pada misi pengiriman bantuan kemanusiaan kedua yang dilakukan TNI, kata dia, dilakukan melalui laut dengan mengirimkan KRI Radjiman Wedyodiningrat TNI AL melalui Dermaga El Arish Mesir pada 18 Januari sampai dengan 15 Maret 2024.
Pada saat itu, kata dia, TNI mengirimkan 242 ton kebutuhan kritis seperti makanan, obat-obatan, perlengkapan, kebutuhan wanita, dan pampers untuk warga Palestina.
Berdasarkan data yang ditampilkan Agus, personel yang terlibat dalam misi tersebut 214 personel.
Mereka di antaranya terdiri dari 162 ABK KRI Radjiman Wedyodiningrat, 10 personel Staf Satgas, satu Tim Komando Penyelam dan Penyelamatan Bawah Air (Koppeba) berisi 5 personel, satu tim Kopaska berisi 20 personel, satu tim Denjaka berisi 9 personel, dan satu tim dari Batalyon Intai Amfibi (Taifib) berisi 7 personel.
Agus menjelaskan, terkait dengan bentuk bantuan kemanusiaan yang dikirimkan biasanya pihaknya akan menanyakan terlebih dulu kebutuhan apa yang dibutuhkan.
Untuk itu, ia biasanya berkoordinasi dengan Baznas.
"Jadi kita harus ada komunikasi antara yang mau mengirim dengan yang ada di sana. Itu yang sudah saya lakukan. Karena beberapa kali bencana alam alhamdulillah saya terlibat. Terakhir di Palu, Covid," kata Agus.