News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pj Ketua Umum PBB Bantah Kabar Yusril Terlibat dalam Pencopotan Afriansyah Noor

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penjabat Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Fahri Bachmid saat ditemui di Kantor Ihza and Ihza Law Firm, SCBD, Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjabat (Pj) Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Fahri Bachmid membantah kabar mantan Ketua Umum, Yusril Ihza Mahendra terlibat dalam pencopotan Afriansyah Noor dari jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal PBB.

"Prof Yusril tidak campur dalam soal ini (pencopotan)," kata Fahri kepada Tribunnews.com, Kamis (20/6/2024).

Fahri menegaskan, pencopotan Afriansyah adalah murni kepentingan organisasi.

"Ini murni proses penggantian yang saya ajukan sebagai Pj Ketua Umum terpilih," ungkapnya.

Sebelumnya, Afriansyah menyebut ada peran Yusril di balik pencopotan dirinya sebagai Sekretaris Jenderal PBB.

Menurutnya, hal itu bermula dari keputusan Yusril mundur dari kursi Ketua Umum PBB tertanggal 18 Mei 2024.

Sebab, pada Januari 2025 akan digelar Muktamar PBB untuk pergantian ketua umum dan sekretaris jenderal.

"Ternyata tanggal 18 dia (Yusril) mundur, kaget saya ya dong tanggal 14 Rabu (saya) ketemu, tanggal 18 dia mundur, garuk-garuk kepala saya, kok tiba-tiba mundur," kata Afriansyah saat jumpa pers di Kantor DPP PBB, Jakarta, Rabu (19/6/2024).

"Alasan (Yusril) mundur itu sebagian sudah diketahui di media, bahwa mundurnya beliau ingin berada di luar partai sebagai orang yang profesional, sebagai orang yang tidak terikat dengan Partai Bulan Bintang, oke monggo," sambung dia.

Singkat cerita, kata Afriansyah, ditunjuk anggota Mahkamah Partai Bulan Bintang yakni Fachri Bachmid sebagai Pj Ketua Umum pengganti Yusril.

Dia menuturkan, penunjukkan nama Fahri Bachmid itu juga menuai polemik, karena yang menentukan langsung adalah Yusril dan Majelis Syura PBB tanpa adanya voting terlebih dahulu.

"Di sinilah timbul ramai permintaan Pak Yusril dengan Ketua Majelis Syuro untuk menunjuk Pak Fahri itu timbul polemik. Di dalam suasana yang ramai itu ada yang meminta supaya tidak boleh aklamasi atau menunjuk, Karena di dalam sini demokrasi harus dibangun," ucap Afriansyah.

Alhasil, voting dilakukan untuk menetapkan pengganti Yusril sebagai Pj Ketua Umum DPP PBB. Dalam momen ini, Afriansyah Noor maju sebagai salah satu kandidat.

Hanya saja, perolehan suara dari Afriansyah Noor kalah dari Fahri Bachmid melalui mekanisme voting.

"Voting dari voting dihasilkan rapat itu pemilihan saya dapat 20 suara, pak Fahri Bachmid itu 29 suara, dari 29 suara menanglah Fahri Bachmid," ucapnya.

Namun, dalam rapat penentuan Pj Ketua Umum itu, Yusril yang statusnya bukan lagi pimpinan PBB justru menjadi ketua rapat.

Yusril justru memberikan keputusan atas rapat penetapan Pj Ketua Umum PBB.

"Cuma karena ingin suasana kondusif, saya menenangkan pendukung saya 'sudahlah enggak usah ribut-ribut', kemudian kita bersepakat, yang mencoblos pun pak Yusril, jadi unsur yang mencoblos dari DPP itu pak Yusril, harusnya bisa salah satu wakil ketua umum atau siapa, tapi karena saya juga tidak menginginkan tidak ada ribut-ribut saya bilang sudah lah," jelasnya.

Lalu, pada Senin 20 Mei 2024, ada pihak yang mengaku diutus oleh Yusril datang ke Kantor PBB untuk meminta kop surat dan stempel kepada kepala sekretariat.

Dirinya merasa janggal dengan kondisi tersebut. Dia meminta kepada kepala sekretariat untuk memastikan kepada Yusril.

"WA nya saya masih simpen screenshootnya, betul yang menyuruh adalah pak Yusril meminta kop surat dengan stempel. Saya tidak punya pretensi, tidak punya pikiran apa-apa, tidak ada, tidak ada prasangka apa-apa, udah kasih," ungkap Afriansyah.

Namun, kop surat dan stempel itu dijadikan sampul untuk menyerahkan surat perubahan susunan pengurus DPP PBB termasuk Afriansyah sebagai Sekjen ke Kemenkumham.

Afriansyah lantas mengetahui kabar tersebut dari orang yang dia kenal di Kemenkumham kalau ternyata nama dia sudah diganti dari kursi Sekjen PBB.

"Apa yang terjadi, yang terjadi adalah ada surat pengajuan usulan oleh ketua umum Yusril Ihza dengan wakil sekjen. Saya ketawa saja, bisa enggak saya minta surat usulan itu? Mereka enggak kasih," tutur dia

"Harusnya yang mengusulkan itu ketua umum yang lama dan sekjen, kenapa sekjen tidak ada? Mereka lapor "bang, nama abang diganti" kata teman-teman Kumham, saya ketawa saja. "oh begitu" saya bilang. Tetapi karena saya enggak punya bukti apa-apa, saya diam saja. Saya enggak percaya," ucapnya.

Atas kondisi ini, Afriansyah menilai ada kejanggalan dari penetapan jabatan Sekjen DPP PBB yang baru dengan penunjukan Mohammad Masduki.

Sebab, dalam surat usulan ke Kemenkumhan itu ada tanda tangan dari Yusril yang sudah bukan lagi sebagai Ketua Umum PBB.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini